Opini
Gencatan Senjata sebatas Penjeda Konflik Semata
Oleh: Nabilah Nursaudah
(Santri Ideologis)
TanahRibathMedia.Com—Konflik Palestina Israel bukan hal asing yang jarang diketahui banyak orang. Semua kalangan usia bahkan telah mengetahui betul genosida sadis yang dilakukan zionis Israel terhadap warga sipil palestina ini.
Ada kabar bahwa pihak Israel dan Hamas akan melakukan gencatan senjata yang kabarnya terbagi ke dalam tiga tahapan, yaitu: 1) Berawal dari gencatan senjata selama enam minggu penuh dan menyeluruh, 2) Mengakhiri perang dan mengembalikan 1000 tawanan yang disetujui oleh Israel untuk dibebaskan, 3) Pembangunan kembali di wilayah Gaza serta pengembalian jenazah para sandera yang masih tersisa.
Dilansir dari tirto.id (18-01-2025), disampaikan, bahwa kabinet keamanan Israel sebenarnya telah merekomendaikan persetujuan mengenai gencatan senjata di Gaza beserta perjanjian pengembalian sisa sandera pada waktu menjelang rapat kabinet paripurna pada Jumat 17-1-2025 malam. Namun hasil rapat yang diumumkan oleh kantor perdana menteri Israel dalam sebuah pernyataan nyatanya masih mengandung ketidakpastian tentang waktu persetujuan akhir oleh kabinet tersebut.
Hanya Sebatas Penjeda Konflik?
Para pengamat nampaknya pesimis bahwa Israel akan patuh terhadap gencatan senjata ini, sebab, Isreal tidak mau keluar dari wilayah Gaza. Israel akan terus mengirim tentara yang tetap setia berdiam diri dan berjaga di Gaza dengan dalih, takut tentara Hamas tiba-tiba mengirim serangan lagi.
Gencatan senjata ini tampaknya bukan solusi hakiki untuk Palestina. Israel dan sekutunya bukan ingin mengakiri perang dan menyerah untuk merebut tanah Palestina, mereka hanya ingin mencari alternatif lain yang bisa digunakan untuk mendapat hasil yang lebih memuaskan. Sebab, gensosida sadis yang mereka lakukan pun nyatanya tak pernah mematahkan semangat rakyat Palestina. Mereka sungguh telah gagal dan tak sanggup untuk mematahkan spirit perjuangan kaum muslimin di tanah suci Palestina tersebut.
Hasbi Anwar seorang pengamat hubungan internasional mengatakan bahwa Israel memiliki tujuan untuk membangun pemerintahan sipil yang tidak islami di Gaza dan sejalan dengan kepentingan Israel. Maka dari itu, dengan adanya gencatan senjata bukan berati entitas zionis yahudi dengan sekejap mata minggat dari tanah kaum Muslimin Palestina.
Gencatan senjata ini tak mungkin berjalan secara permanen tanpa dua hal, yaitu: adanya tekanan yang kuat dari Amerika dan tekanan kuat dari dalam negeri sendiri. Tampak jelas bahwa Israel hanya mampu bergerak dengan dukungan negara adidaya yang menyokong gerak laju mereka. Mereka hanyalah parasit yang tak mampu berdiri sendiri. Titik utama kali ini adalah bahwa gencatan senjata hanyalah penjeda konflik semata yang masih memungkinkan genosida terjadi kapan saja.
Solusi Hakiki Konflik Palestina
Untuk mengakhiri genosida yang terjadi di Palestina, tak cukup jika hanya gencatan senjata yang dilakukan. Usainya konflik ini membutuhkan tindakan jihad dalam kendali kepemimpinan khilafah. Mengapa? Sebab hanya dengan pengerahan pasukan atas nama jihadlah entitas Yahudi yang rakus terhadap tanah Palestina dapat angkat kaki secara permanen dan berhenti melakukan tindak kekerasan terhadap warga sipil Palestina.
Namun perlu diketahui pula, bahwa jihad hanya dapat terealisasikan dengan adanya instruksi dari kepala negara dalam kepemimpinan Islam yaitu khilafah. Hal ini menjadi benang merah dari konflik panjang Palestina - Israel yang tak kunjung berakhir hingga detik ini.
Maka dari itu, sudah sepantasnya bagi seluruh kaum Muslimin untuk bersatu menjemput pertolongan Allah. Bersatu dan meyakini bahwa kemenangan sejatinya berada di tangan kita melalui pertolongan Allah yang hanya dapat terwujud dengan perjuangan kaum Muslimin. Perjuangan yang sesuai dengan tuntunan Allah dan tidak menyerahkan urusan pada musuh-musuh Allah.
Allahu a’lam bish shawwab.
Via
Opini
Posting Komentar