Straight News
Kippy Brebes Spesial Akhir Tahun: Saat Qawwamah Lemah, Rumah Tangga Hilang Arah
TanahRibathMedia.Com—Acara spesial para istri dan calon istri yang tergabung dalam Komunitas Istri-istri Happy atau KIPPY Brebes, Jawa tengah, berlangsung meriah dan penuh antusias dengan menghadirkan Pengasuh Kippy Ustazah Alya Najiibah sebagai narasumber.
“Lemahnya qawwamah yang melanda rumah tangga muslim hari ini tidak terlepas dari dampak diterapkannya sistem sekularisme di negeri ini. Para istri juga harus berperan membangun kepemimpinan yang berasaskan pada Islam,” ujarnya pada Kippy Spesial Akhir Tahun: Saat Qawwamah Lemah, Rumah Tangga Hilang Arah, Ahad (29-12-2024) yang dihadiri ratusan peserta.
Bangunan Rumah Tangga Muslim
Ustazah Alya menjelaskan bahwa rumah tangga ibarat bangunan yang memiliki pondasi, tiang, dinding, dan atap. Maka pondasi rumah tangga tidak lain adalah keimanan suami dan istri, tiangnya adalah qawwamah suami dan ketaatan istri, sedangkan dindingnya adalah persahabatan, cinta, dan kasih sayang, dan atapnya adalah kesabaran dan komitmen dari kedua belah pihak.
Menurutnya, dari bangunan inilah yang menggambarkan kompleknya permasalahan dalam rumah tangga, termasuk yang akan dibahas dalam KIPPY spesial akhir tahun 2024 ini, yakni pada masalah tiang atau pilar rumah tangga berupa qawwamah suami atau kepemimpinan suami.
“Begitu kompleks masalah yang dihadapi dalam rumah tangga, karena rumah tangga tidak hanya sekadar bicara tentang pondasi saja, tetapi juga ada tiang, ada dinding dan ada atap yang harus ditegakkan. Ibarat sebuah bangunan, rumah tangga itu bukan tangganya rumah saja. Di mana salah satu yang hari ini menjadi prolem besar yang melanda kehidupan rumah tangga adalah masalah kepemimpinan suami. Dan kepemimpinan atau qawwamah ini termasuk tiangnya rumah tangga, selain ada ketaatan istri,” paparnya.
Lemahnya Qawwamah
Berbicara tentang lemahnya kepemimpinan dalam rumah tangga, Ustazah Alya memberikan gambaran tentang makna qawwamah dan bagaimana realisasinya dalam kehidupan rumah tangga. Kemudian direfleksikan pada fakta rumah tangga yang penuh dengan masalah hari ini.
“Telah jelas sekali Allah menyampaikan dalam Al-Quran surat An nisaa’ ayat 34, yang menyebutkan laki-laki sebagai qawwamah. Artinya posisi laki-laki ini melindungi, memimpin, mendidik, mengurusi semua urusan keluarganya yakni istri dan anak-anaknya. Bukan berarti suami di atas perempuan, di mana suami berhak bersikap otoriter dan mengomando perempuan, tetapi dia adalah pelindung dan penanggungjawab,” urainya.
Jika qawwamahnya lemah, lanjutnya, wajar akan muncul banyak masalah dalam rumah tangga. Seperti yang terjadi sekarang, urusan nafkah bergeser ke pundak para istri, terjadi KDRT karena buruknya komunikasi suami-istri, suami dan istri jauh dari ilmu karena suami tidak mendidik dan istri enggan untuk belajar, dan akhirnya peran sebagai istri sebagai ummun wa rabbatul bait lepas begitu saja.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa akar dari semua masalah adalah bagaimana cara mengembalikan kepemimpinan para suami agar bangunan rumah tangga mampu menopang semua masalah yang yang ada.
“Masalah qawwamah ini tidak hadir begitu saja, atau muncul karena suami-suami yang bermasalah. Ini adalah bagian dari dampak diterapkannya sistem kehidupan sekuler yakni saat aturan agama dipisahkan dari aturan kehidupan atau negara. Akhirnya memunculkan sosok-sosok pemimpin negara yang abai terhadap rakyatnya, bisa kita lihat bagaimana jalanan rusak berlobang dibiarkan padahal itu membahayakan para pengguna jalan. Sembako naik, ekonomi sulit, para suami hilang pekerjaan, pabrik-pabrik malah mencari perempuan sebagai pekerjanya, dalam kondisi sulit lainnya, harus dihadapi oleh rumah tangga. Kebijakan zalim yang tidak lahir dari hukum-hukum Islam, dan lain sebagainya. Maka, masalah qawwamah ini memang tidak bisa disolusi sendiri, tetapi juga tidak bisa berharap pada pemimpin yang sekarang ada,” bebernya.
Istri Happy Berjuang Mengembalikan Hadirnya Kepemimpinan Islam
Ia mengajak untuk membangun kembali fungsi qawwamah dalam rumah tangga dan bersama-sama berperan untuk mengembalikan kepemimpinan Islam dalam kehidupan. Setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh para istri.
Pertama, bangun ketakwaan istri dan suami. Ketakwaan inilah landasan dalam menjalankan peran masing-masing sebagai suami-istri. selain itu, para istri tetap fokus menjalankan kewajibannya dengan ikhlas.
Kedua, amar ma'ruf nahi munkar di antara anggota keluarga dan menjadikannya sebagai kebiasaan baik.
Ketiga, adanya negara yang menjadi support system bagi bangunan qawwamah para suami. Negara harus menjalankan perannya sebagai pengurus rakyat dan penjaga/pelindung mereka.
“Mari para istri happy, saatnya kita berperan untuk mengembalikan kepemimpinan para suami salah satu caranya dengan terlibat dalam barisan jamaah Islam yang memperjuangkan perubahan menuju kepemimpinan Islam,” pungkasnya.[] Yulida
Via
Straight News
Posting Komentar