Opini
Mahasiswa Bela Rakyat Harus Dibangun dengan Kesadaran Politik Islam
Oleh: Mutmainnah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Perkumpulan mahasiswa pecinta anime Jepang (wibu) hingga penggemar budaya Korea (K-popers) akan berdemo di depan istana. Mereka turun ke jalan untuk menyuarakan aksi menolak kenaikan PPN 12 persen yang rencananya akan mulai diterapkan Januari 2025. Kenaikan PPN diumumkan oleh Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers paket stimulus ekonomi untuk kesejahteraan di Gedung Kemenko Perekonomian (kompas.com, 19-12-2024).
Menurut Presiden BEM UNAIR, Aulia Thaariq Akbar menolak wacana kenaikan PPN 12 persen. Tidak ada keterlibatan masyarakat secara aktif. Kenaikan PPN 12 persen bukan rencana yang baik. Mengingat sejauh ini masyarakat belum berada dalam kondisi ekonomi yang baik, bahkan banyak masyarakat menengah turun kelas. Dari masyarakat menengah menjadi masyarakat bawah. Seharusnya, itu menjadi alarm bagi pemerintah, tapi penguasa memaksa menaikkan pajak demi menstabilkan anggaran negara APBN (beritajatim.com, 21-12-2024).
PPN Naik Masyarakat Babak Belur
Mahasiswa turun ke jalan bukan sekadar berdemo untuk masalah kampus, tapi menyampaikan aspirasi masyarakat terkait keresahan kenaikan PPN 12 persen di tahun 2025. Kenaikan PPN ini berlaku untuk semua barang dan jasa, bukan barang premium saja yang sesuai Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009. Hal ini memicu protes masyarakat termasuk kalangan Gen Z karena barang yang sering biasa mereka konsumsi terkena imbas dari PPN tersebut, seperti kouta internet, biaya netflix, spotify, tiket konser, kopi susu, cicilan motor, oli, voucher game online. Gen Z menjadi salah satu imbas dari PPN 12 persen.
Demo yang dilakukan secara terbuka di depan istana seharusnya bukan sekadar imbas naiknya barang-barang yang sering digunakan dalam kehidupan. Tapi, hendaknya mahasiswa memiliki kesadaran besar bahwa pemuda adalah agen pembawa perubahan dan pengontrol bagi masyarakat. Tidak hanya menuntut hak kita sebagai rakyat. Penguasa yang populis otoritarian hanya bisa berjanji manis tapi rasanya pahit. Mereka sebagai pengurus rakyat harusnya melayani seluruh kebutuhan rakyat. Di satu sisi melakukan program makan sehat bagi anak-anak namun, di sisi lainnya PPN ikut dinaikkan untuk menjalankan program tersebut.
Sebelum pergantian rezim baru tarif PPN sudah 11 persen pada setiap barang dan jasa. Sekarang rezim baru telah mengeluarkan banyak program. Tapi sasaran yang menjadi korban tetaplah rakyat. Meskipun kerja banting tulang, panas-panasan, para petani tetap membayar pajaknya. Rakyat bekerja dengan mandiri namun penguasa merampas dengan menaikan PPN 12 persen untuk menghantam rakyat sendiri. Oligarki dan pemilik modal jadi fokus penguasa dalam mencari laba. Rakyat sendiri dibebani pajak yang mencekik hingga babak belur.
Gen Z Harus Membawa Perubahan di Tengah Umat
Kenaikan PPN 12 persen akan berdampak buruk pada perekonomian masyarakat. Sebab bukan sekedar barang mewah saja tapi bahan pokok menjadi imbas dari PPN tersebut. Kehidupan masyarakat akan makin sulit dan menderita. Penolakan yang dilakukan gen z adalah karena kepedulian mereka pada persoalan masyarakat. Gen z merupakan salah satu kekuatan umat untuk mewujudkan perubahan. Hanya saja gen z harus melihat akar penyebab segala persoalan masyarakat. Bukan hanya melakukan demo saja, namun tidak ada tindak lanjut dari penguasa sehingga PPN tetap akan naik sesuai keputusan pemerintah.
Penolakan yag dilakukan pada kebijakan penguasa tidak boleh dilihat semata pada dampak yang ditimbulkan saja. Sehingga membatalkan kebijakan dipandang sebagai solusi keberhasilan perjuangan. Tetapi gen z harus melihat secara mendalam sumber lahirnya kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Kebijakan yang pemerintah buat adalah berdasarkan paradigma sekuler-kapitalis. Berbagai pungutan pajak bagian dari prinsip ekonomi kapitalisme yang secara sadar penguasa terapkan sejak kemerdekaan. Seteleh merdeka bukan bebas dari penjajah tapi penguasa sendiri yang melahirkan kebijakan yang menjajah rakyat sendiri demi kepentingan oligarki.
Ekonomi kapitalisme memandang sumber utama pemasukan negara adalah pajak. Padahal negeri ini memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) melimpah, seharusnya mampu memperkaya kehidupan rakyat. Pengelolaan SDA diserahkan pada swasta dan asing. Sehingga tidak mampu memberikan kesejahteraan pada rakyat. Inilah buah dari penerapan sistem kapitalisme yang hanya menguntungkan pemilik modal dan pengusaha. Selama sistem kapitalisme diterapkan pajak akan terus membebani kehidupan masyarakat. Maka gen z harus memiliki kesadaran shahih atas kerusakan sistem hari ini. Setelah memahami ada kerusakan pada sistem kehidupan maka gen z harus memahami sistem Islam Kaffah yang harus dituju dan menjamin keberkahan hidup.
Penerapan Islam Kaffah, Solusi Bagi Penderitaan Umat
Islam bukan sekadar agama yang membahas ibadah mahdah saja tapi juga memiliki konsep kepemimpinan yang konmprehensif dan mensyaratkan penerapan aturan Islam secara sempurna. Aturan yang diterapkan bukan setengah-setengah, bukan dari ide manusia melainkan dari sumber hukum yakni Al-Quran dan sunnah. Sehingga menghasilkan para penguasa yang bertakwa secara individu dan takut melanggar aturan Tuhan. Karena itu pemimpin dalam Islam menjalankan tugas sesuai yang Allah perintahkan. Bukan atas dasar keuntungan segelintir orang melainkan untuk kesejahteraan masyarakat secara merata.
Maka perlu Gen Z sadari dengan baik bahwa Islam memiliki seperangkat aturan yang sanggup memperbaiki kehidupan masyarakat sesungguhnya. Memenuhi kebutuhan pokok, menjaga keamaan, menyediakan lapangan pekerjaan yang dibutuhkan. Memfasilitasi pendidikan murah bahkan gratis bagi generasi dalam menopang masa depan yang gemilang dan cemerlang. Dan masih banyak hal yang diurusi sistem Islam dalam memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya. Rakyat tidak hanya diberikan janji manis, namun terjamin kesejahteraannya. Hal ini diwujudkan dengan penerapan sistem ekonomi Islam oleh negara Khilafah tanpa kompensasi pajak mencekik. Gen Z sebagai pemuda harus berpikir mendalam dan cemerlang dalam memahami berbagai persoalan di tengah kehidupan. Agar tidak mudah ditipu oleh berita hoax yang disajikan dalam sistem kapitalisme.
Sistem Islam memberikan solusi bagi setiap permasalah umat. Bukan hanya titik fokus pada satu masalah. Namun, setiap permasalahan akan diurusi oleh negara. Permasalahan ekonomi, kesehatan, pendidikan sampai muamalah. Pemimpin dalam Islam menjamin hidup yang layak bagi rakyat. Mengurusi urusan rakyat. Menjaga ketaqwaan individu hingga masyarakat secara menyeluruh. Memberikan pengarahan pada rakyat agar memahami peran masing-masing. Memberikan ruang pada rakyat untuk kritik dalam menasehati penguasa. Sehingga bila ada penyelewengan dilakukan pemimpin maka akan ditegur dan diperbaiki sesuai dengan syariah Islam. Pajak dalam Islam dipungut dari rakyat bila kondisi baitul mal benar-benar kosong. Pajak yang ditarif dari rakyatpun bagi yang mampu bukan merata antara miskin dan kaya.
Negara Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah akan menjamin semua kebutuhan Gen Z dalam hal pendidikan. Hingga mencetak generasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan. Mampu membedakan yang baik dan buruk. Memiliki prinsip kuat dan siap menghadapi medan kehidupan.
Wallahu'alam bisshowab
Via
Opini
Posting Komentar