Opini
Rajab, Momentum Kembalinya Khairu Ummah
Oleh: Eci Aulia
(Aktivis Dakwah Bintan)
TanahRibathMedia.Com—Dalam penanggalan Hijriyah bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram (mulia). Bulan Rajab memiliki keistimewaan bagi umat Muslim karena menjadi waktu yang mustajab untuk berdoa dan memperbanyak amal saleh.
Dikutip dari laman www.antaranew.com (01-01-2025) dari artikel yang bertajuk, Keistimewaan Bulan Rajab dan Amal Ibadah yang Dianjurkan, bahwasanya doa yang dipanjatkan pada malam pertama bulan rajab tidak akan tertolak atau mustajab. Adapun amalan yang dianjurkan pada malam bulan Rajab seperti membaca Al-Qur'an, zikir, salawat, bersedekah, salat sunah, dan puasa sunah.
Pada bulan Rajab pahala amalan-amalan salih yang dikerjakan akan dilipatgandakan oleh Allah Swt. Begitu pun sebaliknya, dosa yang didapatkan dari perbuatan maksiat dan zalim juga akan dilipatgandakan.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam al-Baghawi dalam kitab tafsirnya,
"Amal salih lebih agung (besar) pahalanya di dalam bulan-bulan haram (Zulqa'dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab). Sedangkan zalim pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari zalim di dalam bulan-bulan selainnya." (Al-Baghawi, ma'alim, at-Tanzil, 3/71).
Amal salih tidak melulu berkaitan dengan ibadah ritual yang berhubungan langsung dengan Allah Swt. Sebabnya, hidup manusia diatur dalam tiga dimensi yaitu hubungan antara manusia dengan Allah Swt., hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.
Salah satu amal saleh yang tidak boleh luput dari manusia adalah berdakwah. Tanpa dakwah umat akan semakin tenggelam dalam kubangan kemaksiatan. Lagipula dakwah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Jangan sampai kemuliaan umat Islam memudar dan hilang. Maka, sebelum itu terjadi jadikan bulan Rajab ini moment untuk berdakwah mengembalikan kemuliaan itu.
Disadari atau tidak hari ini umat Islam mengalami krisis multidimensi meliputi segala bidang baik dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan pendidikan. Umat yang menyandang predikat umat terbaik itu kini sedang mengalami keterpurukan. Teknologi mengalami kemajuan pesat, sedangkan cara berpikir umat mengalami kemerosotan.
Mereka beriman dan menyembah Allah Swt. tetapi mencampakkan sebagian aturan-aturan Allah Swt. Mereka beriman pada hari akhir, tetapi tatkala berpikir masih memakai pemikiran sekuler yang hakikatnya memang menjauhkan ajaran Islam dari kehidupan.
Manifestasi dari pemikiran sekuler tersebut adalah permasalahan yang dihadapi kaum Muslim di berbagai belahan dunia saat ini. Yang paling krusial adalah masalah Palestina yang tak kunjung menemui solusi. Mereka masih tersekat-sekat oleh paham kebangsaan yang menganggap masalah Palestina bukan urusan mereka.
Bahkan generasi muda hari ini alih-alih ingin bercita-cita menjadi pembebas Baitul Maqdis. Mereka justru menjadi generasi letoy yang visi misi hidupnya menuhankan materi dan segala kegemerlapan dunia.
Padahal, umat Islam adalah umat terbaik yang dilahirkan ke tengah-tengah manusia. Namun faktanya, predikat khairu ummah itu belum tercermin pada diri umat Islam hari ini. Karena pemikiran sekuler yang saat ini mereka emban menjauhkan predikat tersebut dalam diri umat Islam.
Bulan Rajab ini mengingatkan kembali kaum Muslim pada peristiwa Agung Isra' Mi'raj. Di mana Baginda Rasulullah Saw. diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha hingga ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah salat. Hal ini juga yang semestinya jadi pengingat bagi kaum Muslim di seluruh dunia tentang PR besar mereka. Mengembalikan al-Quds ke pangkuan kaum Muslim dan membebaskan Palestina.
Untuk itu, kaum Muslim terlebih dahulu harus menyamakan pemikiran dan perasaan mereka. Membuang sekat nasionalisme sehingga seluruh umat Muslim dapat bersatu dalam satu institusi.
Institusi yang menerapkan syariat Islam secara kafah. Inilah yang akan menyamakan pemikiran, perasaan, dan peraturan umat. Sebaliknya, kaum Muslim akan terus mengalami kemunduran tatkala syariat Islam dicampakkan atau diterapkan sebagian.
Maka agar sampai kepada penegakan syariat Islam secara sempurna dan kaum Muslim kembali dengan predikat khairu ummah dibutuhkan keberadaan kelompok dakwah ideologis. Dimana penegakan syariat Islam secara kafah dan amar makruf nahi mungkar menjadi visi dan misi kelompok dakwah ini. Tanpa kedua hal tersebut jauh panggang dari api untuk mewujudkannya.
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (TQS. Ali Imran: 110).
Ya, umat Islam yang khairu ummah itu akan kembali tatkala mereka beriman kepada Allah Swt., menerapkan seluruh aturan-aturanNya dalam institusi khil4f4h. Kemudian berdakwah amar makruf nahi mungkar persis seperti yang dijelaskan dalam firman Allah di atas. Mari memantaskan diri untuk menjadi khairu ummah.
Wallahualam bissawwab.
Via
Opini
Posting Komentar