Opini
Gempar Soal kasus Korupsi di Sekolah
Oleh: Anisa Anggraeni
(Guru TK)
TanahRibathMedia.Com—Kasus korupsi di dunia pendidikan mulai terungkap. Banyak warga sekolah yang mengeluhkan persoalan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang tak cair-cair. Bahkan setelah menjadi alumni pun, dana PIP tersebut tidak pernah sampai ke tangan mereka. Sepertinya, informasi turunnya dana tersebut pun tidak sampai.
Dilansir dari media iNews Karawang, pada Senin (17-02-2025), Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang, Cecep Mulyawan akhirnya angkat suara terkait sengkarut dugaan Korupsi penyaluran dana Program Indonesia Pintar (PIP) di sejumlah sekolah di Kabupaten Karawang. Ia menyoroti kasus yang terjadi di SMPN 1 Kutawaluya, yang ramai diperbincangkan. Cecep menegaskan bahwa jika ada orang tua yang belum menerima dana PIP, pihak sekolah wajib membantu pencairannya.
Kasus sama pun terjadi di SD Al Qur'an Al Huda di daerah Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta. Para murid tidak menerima dana PIP tersebut, diduga dana tersebut dipakai untuk anggaran yang belum jelas oleh pihak sekolah dan yayasan.
Dalam sistem sekuler kapitalis yang diterapkan di negara ini, segala aspek kehidupan tidak bisa terlepas dari konsep privatisasi, termasuk pada dunia pendidikan, negara lepas tanggung jawab.
Sehingga hal apa pun akan dikomersilkan, bisa disebut dengan sekolah berbasis investasi. Maka tidak heran lagi apabila pihak sekolah atau yayasan melakukan penyelewengan pada dana tersebut karena sistem saat ini yang tidak bisa lepas dari prinsip mengambil keuntungan.
Pihak sekolah merasa tidak terancam ketika melakukan hal tersebut karena tidak adanya kontrol langsung dari pemerintah, mereka bebas menyalahgunakan dana tersebut asal tidak terungkap.
Bagaimana mau menciptakan generasi emas, jika tenaga pendidiknya saja melakukan penyelewengan seperti itu tanpa tahu malu. Dana PIP ditujukan sebagai bantuan untuk siswa yang kurang mampu, tapi malah dipakai untuk ajang keberuntungan karena bisa mengambil keuntungan.
Faktanya, hal seperti bukan lagi hal yang bersifat personal pada sekolah tertentu saja, tapi sudah masif dan membudaya di banyak sekolah.
Tidak adanya rasa takut, menjadi penyebab utama mereka melakukan hal itu. Mereka merasa aman karena tidak ada pemantauan dari pemerintah. Padahal sejatinya, Allah selalu memantau setiap pergerakan kita.
Cinta materi karena didukung dengan sistem yang diterapkan saat ini, ketika tidak mengambil keuntungan dalam hal apa pun, kita akan merasa sangat rugi. Keuntungan akan lebih diprioritaskan pada saat ini, tanpa memikirkan caranya benar atau salah.
Pendidikan kapitalis, maka tak heran ketika para pendidik sekarang memotivasi murid-muridnya untuk sekolah tinggi agar dapat kerja yang gajinya besar. Semuanya selalu dikaitkan dengan materi dan keuntungan.
Padahal, ketika di dalam sistem Islam, semua aspek apa pun akan dengan sangat rinci diatur. Di sistem pendidikan islam, pendidikan menjadi prioritas bagi negara, karena tahu bagaimana pentingnya mencetak generasi emas. Tentunya negara Islam akan menyediakan sekolah gratis bagi umatnya. Negara Islam memfasilitasi segala bentuk keperluan sekolah, sehingga umat tidak lagi pusing-pusing memikirkan biaya untuk anggaran sekolah.
Berbeda dengan sekarang, sekolah negeri pun selalu ada saja biaya untuk keperluan sekolah. Sekolah negeri tidak semuanya gratis.
Kemudian, di sistem Islam para pendidik akan benar-benar digembleng bagaimana cara menjadi pendidik yang berkualitas. Ketika ingin menghasilkan generasi yang berkualitas, maka pendidiknya pun harus berkualitas.
Tapi semuanya ini tidak bisa terwujud ketika sistem Islam tidak diterapkan. Hanya Negara Islamlah yang bisa mengatur hal tersebut dari akarnya terlebih dahulu. Sistem pendidikan Islam tidak akan berhasil ketika sistem ekonomi, politik dan lain-lainnya masih kapitalis. Sistem pendidikan Islam bisa diterapkan apabila negara Islam sudah tegak. Maka seluruh sistem kapitalis saat ini harus diubah menjadi sistem Islam, sehingga mereka akan saling terkait ketika menyelesaikan masalah dan mencari solusinya.
Maka dari itu kita harus terus berjuang agar aturan Islam segera tegak, dengan cara terus menyuarakan opini-opini Islam ke masyarakat, yaitu berdakwah.
Wallahu a'lam bish-showab.
Via
Opini
Posting Komentar