Opini
Indonesia Gelap, Butuh Islam yang Terang
Oleh: Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
TanahRibathMedia.Com—Peringatan darurat negeri kembali membumi. Padahal belum genap setahun, garuda biru mengudara. Logo darurat hitam viral di jagad media sosial. Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Kehidupan gelap dan suram digambarkan dalam tagar Indonesia Gelap.
Beragam kekecewaan publik membuncah di media sosial, terkait berbagai kebijakan yang lagi-lagi menyudutkan kehidupan rakyat. Mulai dari masalah LPG, MBG, karut-marut efisiensi anggaran, pemangkasan anggaran pendidikan, masalah kesejahteraan sosial, masalah kesehatan hingga masalah lapangan pekerjaan yang juga ramai dengan tagar KaburAjaDulu.
Aksi kekecewaan ini tidak hanya ramai di media sosial. Namun juga diwujudkan dengan demo serentak yang dimotori para mahasiswa dari berbagai universitas di berbagai kota (tirto.id, 18-2-2025).
Dalam rangkaian demo yang diselenggarakan selama tiga hari, mahasiswa menyampaikan berbagai tuntutan. Di antaranya menuntut pencairan tunjangan dosen, mencabut instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2025 tentang pemangkasan anggaran yang tidak mementingkan layanan kepada rakyat, mencabut UU Minerba yang menjadikan kampus memiliki potensi mengelola tambang demi menjaga independensi pendidikan.
Tidak hanya itu, himpunan mahasiswa yang tergabung dalam BEM UI juga mendesak pemerintah untuk mencairkan tunjangan tenaga kependidikan secara penuh tanpa halangan birokrasi dan pemangkasan tunjangan yang merugikan, mengevaluasi kebijakan MBG dan memisahkannya dari anggaran pendidikan. Pemerintah pun dihimbau untuk menghentikan segala bentuk kebijakan publik yang mengabaikan basis riset ilmiah serta kebijakan yang tidak mengutamakan pada kesejahteraan masyarakat.
Refleksi Kinerja Sistem Rusak
Aksi demo Indonesia Gelap yang dimotori oleh kalangan mahasiswa di berbagai daerah memberikan beberapa tuntutan kepada pemerintah. Semua ini sebagai dampak kinerja sistem rusak yang tidak mampu menjadikan kepentingan umat sebagai urusan yang utama. Parahnya, kepentingan rakyat justru dilalaikan dan digeser sesuai dengan kepentingan oligarki. Tentu saja, kebijakan demikian menimbulkan kekecewaan dan kemarahan publik.
Namun sayang, tuntutan yang diajukan justru tidak mampu menyentuh masalah hingga ke akarnya. Dalam beberapa tawaran solusi, justru ada yang menawarkan untuk kembali pada demokrasi kerakyatan. Dengan alasan, demokrasi yang kini diterapkan, diklaim tidak menyeluruh dalam mengurusi rakyat. Padahal faktanya, penerapan sistem demokrasilah yang menjadi akar semua masalah masyarakat. Pemahaman ini pun akan semakin membuat negeri ini semakin gelap dan mengkhawatirkan. Nasib rakyat Indonesia pun kian tergadai sistem rusak yang terus mengancam.
Inilah refleksi tata kelola sistem yang menihilkan konsep tanggung jawab dalam kepemimpinan. Setiap kebijakan ditetapkan untuk kepentingan oligarki yang mendominasi. Sementara kepentingan rakyat terus dipinggirkan demi memenuhi keuntungan materi. Pengabaian aturan dan nilai-nilai agama pun menjadi hal utama yang menghilangkan esensi kepemimpinan.
Generasi muda yang tergabung dalam aliansi mahasiswa mestinya mampu menolak kebijakan rusak dengan pemahaman yang benar. Terkait dampak negatif dari berbagai aturan yang muncul sebagai akibat sistem zalim yang kini diterapkan. Bukan sekadar menolak kebijakan dan menawarkan solusi yang juga keliru. Namun, perlu ada pemahaman bahwa sistem kehidupan yang menjadi dasar kebijakan tersebut, yakni sistem kapitalisme sekularistik, yang selalu menyusahkan rakyat. Akibatnya, angka kemiskinan terus meningkat, kesejahteraan makim terabaikan dan kebijakan yang ada hanya menjadi solusi parsial yang tidak menyentuh akar permasalahan.
Menilik berbagai dampak buruk yang terus terjadi, pendidikan politik bagi generasi muda menjadi hal yang sangat penting. Sebagai agen perubahan, generasi muda berpotensi untuk meningkatkan kesadaran, pola pikir dan pola sikap masyarakat secara utuh menyeluruh. Oleh karena itu, generasi muda harus dibimbing agar mampu memahami konsep perubahan dan pembangunan peradaban yang menyandarkan segala bentuk pemikiran pada sistem yang benar. Dengan pemahaman yang benar dan kokoh, generasi dapat membentuk pola pikir dan tindakan yang mampu menggerakkan umat menuju perubahan sistem yang lebih amanah dan berpihak kepada rakyat.
Gerakan menuju perubahan harus dilakukan dengan pemikiran yang benar agar dapat membuka tabir keburukan kebijakan yang ada. Sayangnya, saat ini pergerakan yang ada, kebanyakan masih menyandarkan pada konsep materialistis yang justru merugikan masyarakat. Inilah kebijakan tambal sulam yang tidak mampu menyelesaikan akar masalah. Akibatnya, berbagai masalah masyarakat terus berkembang, membesar dan kian sulit diatasi.
Islam, Solusi Pasti
Berkaca dari segala bentuk fakta yang ada, dibutuhkan gerakan yang benar-benar efektif untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melanda masyarakat. Mau tidak mau, pemahaman yang benar ini harus dimiliki setiap kalangan, terumata generasi muda yang berperan sebagai "agent of change". Dengan pemahaman yang benar, rakyat memiliki visi dan misi yang jelas untuk bangkit dan keluar dari kegelapan. Hanya sistem Islam-lah yang menjanjikan harapan dan sesuai dengan fitrah manusia yang mampu membawa umat menuju tatanan kehidupan yang lebih baik.
Pemahaman ini akan membawa masyarakat pada tingkat kesadaran yang benar dan urgenitas terhadap kelompok ideologis yang dapat menyadarkan masyarakat terkait kebangkitan hakiki. Kelompok tersebut adalah kelompok dakwah yang menempatkan amar ma’ruf nahi munkar sebagai pegangan dalam kehidupan. Melalui aktivitas dakwah, pemahaman umat akan semakin kuat dan mendarah daging dengan sistem yang benar. Inilah peran dakwah ideologis, yang mampu menyatukan energi umat melalui hukum syarak dalam menjalani kehidupan secara menyeluruh.
Allah Swt. berfirman dalam QS. Ali ‘Imran ayat 104:
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Keberadaan dakwah ideologis di tengah umat memberikan harapan bagi perubahan. Kelompok ini menyerukan penerapan hukum syariat Islam secara menyeluruh, dengan menempatkan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama. Kesejahteraan dan ketenangan umat terjamin dalam sistem yang Allah SWT. tetapkan bagi seluruh umat manusia.
Rasulullah saw. bersabda:
"Imam (Khalifah) adalah ra'in (pengurus hajat hidup orang banyak) dan ia bertanggung jawab pada seluruh kebutuhan rakyat" (HR. Muslim dan Ahmad).
Islamlah satu-satunya solusi atas seluruh masalah umat. Tatanan Islam yang diterapkan melalui institusi khas, yaitu khilafah ala manhaj an-nubuwwah. Dengannya, keberkahan dan rahmat Allah Swt. senantiasa tercurah bagi kehidupan manusia.
Wallahu a’lam bisshawwab.
Via
Opini
Posting Komentar