Opini
#IndonesiaGelap: Protes Rakyat untuk Pemerintah Zalim
Oleh: Laila Syaqib
(Aktivis Muslimah)
TanahRibathMedia.Com—Usai viral di tagar #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu di salah satu platfrom media sosial X yang di lontarkan oleh banyak generasi z, muncul berbagai macam reaksi masyarakat, mulai dari konten kreator, pemerhati kesehatan, juga tangapan dari para pejabat negara.
Tagar ini dimunculkan sebab banyaknya generasi hari ini mengungkapkan kekecewaannya atas banyaknya kebijakan pemerintah yang tidak solutif, semena-mena, bahkan membuat banyak masyarakat merasa sengsara. Mulai dari PPN dinaikkan 12 persen, PHK sepihak, kebijakan sembrono mentri ESDM terkait Gas Elpiji 3kg, pagar laut, kabinet gemuk pemerintah, efisiensi anggaran 306,09 triliun, dan lainnya.
Setelah memunculkan banyak huru-hara publik, respon yang diberikan oleh pemerintah juga menambah kobaran kemarahan dan kekecewaan masyarakat, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer menanggapi santai dengan menucapkan: “Kabur ajalah! Jangan balik lagi!”. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ikut menanggapi dangan tanggapan, “Kalau teman-teman berpikir untuk pindah ke luar negeri, saya malah meragukan nasionalisme kalian”.
Pemerintah Anti Kritik
Jika kondisi sebuah negara seperti halnya fakta yang terjadi hari ini, pasti akan memunculkan banyak ketidaksepemahaman antara pemerintah dengan rakyatnya. Sebenarnya makna demokrasi dari rakyat untuk rakyat oleh rakyat yang harus dipertanyakan. Rakyat yang mana yang akan dijunjung atas kesejahteraanya oleh pemerintah?
Di tengah kondisi yang bisa dibilang kebijakan pemerintah bukan untuk rakyatnya, pejabat berlepas tangan dan mengomentari balik kritikan atau keluhan yang disampaikan oleh rakyatnya. Bahkan menganggap kritik yang ada di tengah masyarakat hanya cuitan yang bisa dibungkam kapan saja serta harus tetap bangga walau negara banyak kurangnya. Padahal, seharusnya kritikan masyarakat juga merupakan saran yang dapat dipertimbangkan oleh para pejabat pemerintah demi menyejahterakan rakyat.
Rakyat Butuh Solusi
Tagar di atas muncul karna masyarakat menganggap negara Indonesia sudah tidak bisa lagi dijadikan harapan untuk kemajuan Indonesia dalam bidang kesejahteraan masyarakat, pendidikan, kesehatan, kegemilangan karir politik, dan lainnya. Pasalnya tagar ini berubah fungsi menjadi bentuk pesimisme anak muda terhadap kondisi Indonesia, karena sangat berdampak pada tingkat pengangguran oleh banyaknya sarjana yang menurut IMF naik 2 kali lipat, juga dampak negatif lainya yang terjadi. Seolah rakyat berputus asa dengan keadaan negara yang demikian. Berharap pada negara lain yang lebih maju dan berpendapatan tinggi untuk kesejahteraan pribadi.
Islam Solusi Terbaik
Islam sudah banyak menjabarkan dalam sumber hukum Islam bahwa negara harus bertanggung jawab terhadap seluruh rakyatnya, pengelolaan sumber daya alam, bahkan pengaturan bernegaranya. Karena Islam bukanlah hanya sebatas agama, tapi Islam juga Ideologi. Ini jelas membuktikan, bahwa Islam mengatur kehidupan bernegara, politik, kesejahteraan umat, ekonomi, dst.
Seperti dalam firman Allah, Q.S An-Nahl ayat 89, yang artinya, “Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim).”
Dari ayat ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa tak ada satu pun permasalahan yang terjadi pada manusia, kecuali Islam telah menjelaskan aturannya. Keimanan kepada Allah dan Kitab-Nya merupakan bentuk pola pikir yang harus ada pada diri setiap Muslim, sehingga menjalankan seluruh aktivitasnya menghantarkan kepada ketaatan kepada Allah.
Dalam sisi pemimpin, ialah pemerintah yang bertugas memimpin rakyatnya menggunakan aturan Allah karena kodratnya pemimpin dan yang dipimpin sama-sama manusia. Bagi rakyat, amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban bagi setiap Muslim agar dapat menyolusikan segala permasalahan dengan hukum Allah bukan dengan hukum yang lainnya. Karena Rasullullah bersabda dalam sebuah hadis: “Aku berlepas diri dari setiap orang Islam yang tinggal di negeri kafir”. Maknanya, ketika sebagai rakyat mestinya melakukan muhasabah terhadap pemerintah saat terjadi kezaliman, bukan pergi meninggalkan negara seakan tidak mau berurusan dengan kebijakan yang zalim."
Wallahua’lam bisshawaab.
Via
Opini
Posting Komentar