Opini
Kecelakaan Terjadi Lagi, Bukti Lemahnya Jaminan Keselamatan Transportasi
Oleh: Aulia Rahmah
(Kelompok Penulis Peduli Umat)
TanahRibathMedia.Com—Kecelakaan di jalan, terutama jalan bebas hambatan kerap terjadi. Selama empat bulan terakhir tercatat beberapa kali terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkan kendaraan pribadi, bus travel, truk bermuatan dan sebagainya. Kecelakaan ini pun memakan korban jiwa, bahkan ada dari pelajar yang sedang berombongan melakukan study tour.
Sejak November 2024 hingga Februari 2025 setidaknya terjadi 5 kali kecelakaan di jalan tol, di Tol Cipularang 2 kali, di Tol Depok-Antasari, Tol Pandaan-Malang, dan terakhir di Tol Ciawi.
Menanggapi sering terjadinya kecelakaan, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan bahwa penyebab kecelakaan ini sifatnya komplek dan sistematis. Faktor individu misalnya, jam kerja panjang bagi sopir menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan. Wajar jika menjadi sopir kurang banyak diminati. Bekerja sebagai sopir, apalagi sopir bagi vendor yang bertarget sangatlah berisiko. Bekerja dengan gaji diluar UMR dengan jam kerja panjang. Namun, karena sulitnya mencari pekerjaan, menjadi sopir pun terpaksa dilakukan.
Muatan kendaraan yang berlebihan yang bukan berasal dari perusahaan, tetapi dari vendor yang hanya fokus mengejar target pengiriman sehingga sopir kadang kelelahan. Sama-sama pengemudi, jam istirahat pilot sangatlah diperhatikan. Tidur harus dengan kondisi telentang, sedangkan sopir sering tidur di bagasi dengan kondisi yang tak beraturan.
Faktor penyebab kecelakaan lainnya yang bersifat sistematis adalah pemberian SIM (Surat Izin Mengemudi) yang kurang tepat. Sopir kadangkala mendapatkan SIM tanpa melalui ujian yang layak. Prosentase pengemudi yang benar-benar memahami aturan berkendara, baik untuk truk tunggal, gandeng maupun trailer hanyalah 10 persen.
"Banyak dari mereka yang tidak tahu bagaimana menggunakan gigi yang tepat saat melewati jalan menurun atau menanjak. Bahkan, ada yang menghemat bahan bakar dengan meluncurkan kendaraan dalam posisi netral, tanpa memahami risiko besar yang ditimbulkan." ujarnya (beritasatu.com, 6-2-2025)
Terus berulangnya kecelakaan di jalan tol terjadi karena adanya masalah pada individu dan sistem. Di antaranya, mengenai kapabilitas sopir. Dari pengetahuan tentang kendaraannya, kesadaran untuk melakukan pengecekan kendaraan, beban kerja sopir yang berat. Juga tentang mekanisme pengaturan kendaraan di jalan hingga pemberian SIM. Hal ini berkaitan erat dengan lemahnya regulasi keselamatan dan tidak optimalnya pengawasan. Di samping itu juga berkaitan dengan lemahnya penegakan hukum.
Negara di sistem kapitalisme hari ini hanya menjadi operator dan fasilitator bagi pengembangan usaha para investor. Jaminan keselamatan bagi pengguna jalan yang menjadi tanggung jawab negara dialihkan pada swasta, sebagai penyedia jalan umum. Padahal, tujuan utama investor tentu keuntungam materi. Sehingga jaminan keselamatan dan mitigasi diabaikan.
Berbeda dengan Islam yang memandang bahwa jalan adalah kebutuhan publik dan memiliki kegunaan khusus sehingga membutuhkan perhatian khusus. Kondisi jalan dan para penggunanya akan diperhatikan dengan baik oleh negara. Perbaikan jalan dan pengecekan kelayakan jalan bagi kendaraan yang melintas akan dilakukan secara berkala untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Begitu pula dengan para pengemudi, akan dipastikan bahwa mereka benar-benar memenuhi semua syarat yang berlaku sehingga dapat berkendara dengan aman sesuai dengan pengaturan beban kerjanya.
Sarana dan prasarana yang baik, terkait dengan jalan sangatlah menunjang program pemerintah. Dari pengentasan kemiskinan, peningkatan ekonomi, pemerataan pendidikan, dsb. Jika negara mengabaikan tanggung jawabnya lalu mengalihkan pada swasta, sama halnya mendzalimi rakyat. Padahal Rasulullah Muhammad saw. melarang tindakan kezaliman,
"Bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan takutlah kalian dari perbuatan dzalim, karena sesungguhnya kedzaliman itu akan menjadi kegelapan di hari kiamat." (HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadis yang lain Rasulullah juga bersabda, "Takutlah kalian pada doa orang yang didzalimi, karena sesungguhnya ia akan dibawa ke atas awan, kemudian Allah berfirman: "Dengan Kemuliaan dan Kebesaran-Ku, Aku pasti akan menolongmu, sekalipun nanti." (HR. Ath Thabrani).
Wallahu a'lam bi ash-showab.
Via
Opini
Posting Komentar