Puisi
Membeku
Oleh: Nur Salamah
(Tim Redaksi Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Kala fajar menyapa
Pertanda malam kan segera sirna
Jiwaku yang tenang dalam buaian mimpi
Kini harus menegakkan kepala dan berdiri
Beribu amanah telah menunggu
Beragam profesi layak disematkan untuk ku
Mulai manajer hingga babu
Terkadang otak serasa membeku
Serial drama telah dimulai
Jeritan dan tangisan bak melodi setiap pagi
Sesal dan kesal mewarnai hari-hari
Akankah terhenti langkah ini
Aku tersadar, ini hanya dunia
Keringat dan peluh ini tak kan lama
Tapi, aku hanya lah manusia
Lelah dan putus asa terkadang mendera
Ingin aku terbang tinggi ke angkasa
Melepas segala asa yang ada
Gundah gulana yang bersemayam dalam raga
Tapi itu hanya hayalan belaka
Tanpa sadar, buliran bening membasahi
Seakan menjadi saksi atas segala yang terjadi
Bukan besarnya cobaan yang kuratapi
Tapi, betapa rapuh dan tak berdayanya diri ini
Wahai ya Rabb
Hanya kepada-Mu al fakir ini berharap
Dalam sujud aku mendamba
Semoga Engkau berkenan meluruhkan segala dosa
Tapal Batas, 13 Februari 2025
Via
Puisi
Posting Komentar