Straight News
Mengambil Pelajaran dari Genosida Gaza dan Neraka Amerika
TanahRibathMedia.Com—Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menyebutkan beberapa pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa genosida Gaza dan neraka Amerika.
"Dari dua peristiwa yakni genosida Gaza dan neraka Amerika, ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil," tuturnya kepada Tanah Ribart Media, Selasa (14-1-2025).
Menurut Ahmad, pelajaran penting tersebut adalah:
Pertama, satu nyawa Muslim Palestina yang syahid, sesungguhnya harganya lebih mahal dibandingkan kerugian ribuan triliun akibat kebakaran Amerika. Sebab satu orang terbunuh tanpa hak, seperti membunuh semua manusia di dunia.
"Dalam Islam runtuhnya ka’bah, lebih murah dibandingkan dengan hilangnya nyawa seorang muslim. Sementara nyawa yang melayang di Gaza bukan hanya satu, namun puluhan ribu," ujarnya.
Kedua, genosida di Gaza sudah berlangsung 14 bulan sejak 7 Oktober 2023. Korban sudah lebih dari 45 ribu jiwa, 60 persen lebih anak dan perempuan. Sementara zionis Yahudi masih terus lakukan invasi militer dan pembantaian. Umat Muslim sedunia wajib hukumnya memperhatikan dan menolong muslim Gaza dari berbagai kejahatan Amerika dan Israel.
"Umat Islam jangan sampai melupakan nasib Gaza, terutama setelah muncul beragam peristiwa besar, seperti kebakaran di Los Angeles ini. Dosa besar menelantarkan saudara seiman, khususnya para pemimpin Muslim yang masih bungkam melihat genosida Gaza," ucapnya.
Ketiga, di tengah aksi genosida zionis, justru AS terdampak bencana kebakaran hebat yang merugikan negara AS nyaris tiga kali lipat bantuan ke zionis. Bisa jadi akan terus naik angka kerugiannya, mengingat jilatan api neraka belum mau padam dari Amerika.
"Semoga dengan peristiwa kebakaran ini, Amerika akan mengalami kebangkrutan, sehingga tak lagi bisa membantu Israel, sehingga israel juga akan mampus terkapar. Jika keduanya bangkrut, maka tak ada lagi negara zalim berdiri di atas bumi ini," harapnya.
Keempat, bagi seorang muslim, persoalan Palestina bukanlah sekadar persoalan kemanusiaan, kolonialisme, dan kezaliman. Namun lebih dari itu adalah persoalan agama, yakni persoalan akidah, syariah, dan politik Islam. Umat Islam wajib melek politik Islam dalam melihat krisis Palestina, bukan sekedar dari sisi solidaritas kemanusiaan. Dikatakan sebagai persoalan aKidah karena Masjidil Aqsa (Palestina) adalah tanah suci ketiga bagi kaum Muslimin.
“Nabi pernah bersabda, tidak ada perjalanan yang sengaja ke masjid kecuali ke Masjidil Haram, masjidku (Masjid Nabawi, red) dan Masjidil Aqsa. Jadi tanah Palestina juga tanah yang diberkati, dikatakan sebagai persoalan syariah Islam, karena ajaran Islam sangat mengharamkan berbagai bentuk penjahahan, ketidakadilan, kezaliman dan kemungkaran," paparnya.
Kelima, karena yang kita hadapi adalah negara-negara imperialis, maka kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Menurutnya, Daulah Khilafah yang akan menyatukan kaum muslim, dengan menyerukan jihad fi sabilillah kepada kaum Muslim seluruh dunia untuk membebaskan Palestina. Perlu kita catat, Palestina saat dibebaskan oleh Sholahuddin al Ayyubi pada saat kaum Muslim memiliki Daulah Khilafah Islam.
"Nah momentum Rajab harus menjadi pemantik lebih kuat lagi untuk persatuan umat menegakkan daulah khilafah," pungkasnya.[] Novita Ratnasari
Via
Straight News
Posting Komentar