Opini
Program Cek Kesehatan Gratis, Mampukah Menyehatkan Rakyat?
Oleh: Zahra Tenia
(Aktivitas Muslimah)
TanahRibathMedia.Com—Pemerintah resmi melaksanakan program cek kesehatan gratis (CKG) pada Senin 10 Februari 2025. (Kompas.com, 10/02/2025). Cek Kesehatan Gratis merupakan salah satu bagian dari Program Hasil Terbaik (PHC) atau Quick Win presiden terpilih Prabowo dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka.
Program cek kesehatan gratis, diperuntukkan untuk semua usia, mulai dari bayi baru lahir, balita, anak-anak, dewasa dan lansia. Caranya pun cukup mudah, masyarakat tinggal daftar ke aplikasi mobile satu sehat, atau daftar melalui Chat bot WhatsApp layanan Kemenkes di nomer 0811 10500567 dan bisa juga langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat.
Cek kesehatan gratis dinilai oleh pemerintah sebagai wujud kepedulian negara terhadap kondisi kesehatan masyarakat . Melalui CKG diharapkan kesehatan warga dapat lebih terjaga, bisa mendeteksi lebih dini adanya penyakit atau kelainan lainnya sehingga dapat mengurangi resiko yang lebih parah seperti terjadinya komplikasi atau bahkan kematian. Melalui program ini juga diharapkan ketahanan kesehatan bangsa dapat meningkat. Namun, benarkah program ini benar-benar bisa menyehatkan rakyat?
Kebijakan yang Populis
Sekilas, kebijakan ini memang sangat menguntungkan rakyat. Rakyat diberikan kemudahan dalam melakukan screening kesehatannya. Hanya saja beberapa hal di bawah ini perlu diperhatikan:
1. Layanan Cek kesehatan gratis hanya diberikan kepada warga masyarakat yang berulang tahun. Artinya, untuk bisa bisa mendapatkan fasilitas program ini, tidak bisa menyasar orang-orang yang benar-benar membutuhkan saat harus melakukan screening segera. Padahal, ada kondisi tertentu yang menyebabkan seseorang butuh untuk screening segera.
2. Layanan Cek kesehatan gratis, karena diberikan sebagai kado ulang tahun, maka konsekuesinya masyarakat harus bersedia menunggu dalam waktu yang lama, yaitu minimal tepat satu tahun, masyarakat baru bisa menikmati program ini.
3. Jumlah penikmat CKG yang diberikan kepada masing puskesmas hanya berkisar 30 orang. Jika benar-benar ingin meningkatkan kesehatan warga, tidakkah angka ini terlalu kecil?
4. Setelah terjadi screening dan dibutuhkan tindakan medis selanjutnya, masyarakat harus tetap melakukan pengobatan melalui BPJS ataupun umum. Artinya, tidak ada jaminan dari negara untuk memberikan kesehatan gratis kepada semua warga negaranya.
Kesehatan merupakan hak setiap warga negara. Setiap orang berhak untuk mendapatkan dan mengaksesnya dengan mudah dan bahkan gratis. Namun, apa yang terjadi hari ini tidaklah demikian. Beberapa hal di atas bisa menjadi alasannya.
Program Cek kesehatan gratis mustahil bisa mewujudkan kesehatan masyarakat. Program ini hanyalah bentuk kebijakan populis pemerintah hari ini. Pemerintah berusaha memikat hati masyarakat dengan kebijakan yang seolah -olah pro rakyat. Namun, pada kenyataannya rakyat hanya diperalat untuk mendapatkan citra positif terhadap kekuasaan. Dengan minimnya anggaran dana kesehatan dan kurangnya jumlah tenaga kesehatan, seperti halnya dokter, rasanya akan sulit mencapai masyarakat yang bebas dari sakit dan penyakit. Sebagaimana pernah disampaikan oleh menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahwa Indonesia hari ini masih sangat kekurangan dokter, dibutuhkan 280 dokter untuk 280 juta populasi penduduk Indonesia, dan hari ini baru ada 170 ribu dokter (CNN Indonesia, 04-09-2024).
Selain itu, program efisensi anggaran dana APBN 2025 pemerintahtan hari ini yang mencapai 30O triliun pasti akan berdampak pada sektor pelayanan masyarakat, banyak pos pengeluaran yang harus dipangkas, termasuk kementrian kesehatan. Ditambah lagi dengan deretan uang negara yang dikorupsi oleh para pejabat yang nilainya sangat fantastis, triliunan pastinya akan semakin memperberat terwujunya masyarakat yang sehat.
Akibat Penerapan Sistem Kapitalis
Kesehatan hari ini menjadi barang mahal. Sulit untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan jauh dari penyakit. Penyebab dari ini semua adalah penerapan sistem kapitalis sekuler di negeri ini. Dalam sistim kapitalis, negara bukanlah pihak yang menjamin kesehatan rakyatnya. Negara hanya mengatur dan menyerahkan pelaksanaan kesehatan kepada swasta. Kesehatan menjadi barang dagangan sehingga hanya orang-orang yang memiliki kemampuan yang bisa mendapatkan. Masyarakat miskin dan tidak mampu, hanya bisa berharap pada layanan kesehatan yang sifatnya sederhana dan ala kadarnya, pelayanan terbatas demikian juga obat-obatnya, padahal semua warga negara adalah manusia yang memiliki hak yang sama. Kaya dan miskin, semua butuh sehat.
Islam Solusi
Islam hadir sebagai solusi atas seluruh problematika hidup manusia, termasuk kesehatan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an surat al anbiya ayat 107 yang berbunyi:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ١٠٧
ayat ini menginformasikan kepada semua manusia, bahwa Rasulullah , Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah yang akan memberikan Rahmat bagi seluruh alam. Rasulullah membawa risalah islam yang sangat sempurna, yang ketika syariat islam diterapkan akan membawa kesejahteraan bagi seluruh mahkluk di dunia.
Dalam bidang kesehatan, islam sebagai idiologi menetapkan bahwa kesehatan adalah kebutuhan mendasar setiap manusia, seperti halnya sandang, pangan dan papan. Oleh karena itu seorang pemimpin, dalam hal ini negara diperintahkan untuk menjamin kesehatan setiap warga negaranya. Artinya, negara harus hadir dan memastikan semua masyarakat dapat mengakses kesehatan dengan mudah dan gratis. Hal demikian pernah dilakukan oleh Rasulullah sebagai kepala negara ketika beliau mengizinkan dokter pribadinya , yang merupakan hadiah dari raja Mesir, Muqauqis untuk menjadi dokter bagi setiap rakyat yang membutuhkan. Hal ini mengindikasikan bahwa kesehatan itu diberikan secara cuma - cuma. Inilah bentuk peran negara dalam mengurus kesehatan rakyatnya.
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَاْلإِماَمُ رَاعٍ وَ هُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Imam (penguasa) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus (HR al-Bukhari).
Hanya Islam, sistem pemerintahan yang dapat menjamin dan mewujudkan kesehatan masyarakat, ketiadaannya hari ini setelah 13 abad lamanya berdiri menjadi bencana besar bagi seluruh umat manusia. Kehadirannya kembali akan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh mahkluk di dunia.
Wallahu alam.
Via
Opini
Posting Komentar