Opini
Seruan Pembebasan Palestina Menggema di Seantero Nusantara
Oleh: Eci Aulia
(Pegiat Literasi)
TanahRibathMedia.Com—Pada Ahad, 2-2-2025, tampak puluhan ribu massa aksi bela Palestina melakukan long march menyuarakan pembelaan terhadap rakyat Palestina. Mereka tergabung dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Bandung, Surabaya, Jogyakarta, Banjarmasin, Samarinda, Palembang, Lampung, Padang, dan Makasar.
Ribuan massa yang tergabung dalam Aliansi Bela Palestina tampak melakukan aksi damai tersebut di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Spanduk bertuliskan, "Hentikan Genosida di Palestina" mengajak masyarakat untuk terus memberi perhatian pada Palestina.
Muhamad Rizqy Nafis humas aksi damai bela Palestina mengatakan, meski ada gencatan senjata, rakyat tidak boleh lengah dan lelah menyuarakan pembelaan terhadap Palestina. Tidak ada jaminan sama sekali bahwa zionis yahudi tidak akan kembali menyerang Palestina. Mengingat tabiat zionis Israel selalu mengingkari janji.
Ia juga menegaskan apa yang terjadi di Palestina adalah masalah serius. Meskipun pembelaan kita masih opini, tetapi dengan munculnya kesadaran umat akan sangat membantu kaum Muslim yang ada di Palestina (suarasurabaya.net, 2-2-2025).
Ribuan massa aksi juga membludak di depan Gedung Sate, Kota Kembang Bandung. Aksi damai tersebut dihadiri oleh Forum Ulama, Tokoh dan Advokat (FUTA). Spanduk bertuliskan, "Solusi Palestina Hanyalah Jihad dan Khil4f4h" memberikan vibes positif dan semangat. Mereka mengutuk kebiadaban zionis Israel terhadap bangsa Palestina. Menuntut penguasa muslim untuk segera mengirimkan pasukannya. Mendesak negara muslim dunia termasuk Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan entitas zionis (republika.co.id, 2-2-2025).
Selain di pulau Jawa, aksi bela Palestina juga menggema di pulau Sumatera. Yang menarik perhatian adalah berkibarnya bendera Al-Liwa dan Ar-Rayah bertuliskan kalimat tauhid dan berkobarnya semangat peserta aksi. Spanduk besar bertuliskan free Palestine dan Aynal Muslimun juga tampak membentang di atas sungai Musi, tepatnya di jembatan Ampera.
Seribuan massa yang tergabung dalam Aliansi Muslim Palembang Peduli Palestina (AMP3) tersebut juga melakukan parade di atas perahu sembari mengibarkan Ar-Rayah dan Al-Liwa. Mereka menyerukan agar kaum muslimin di dunia bersatu dalam perjuangan membebaskan Palestina yaitu dengan jihad dan khil4f4h (pos.id, 2-2-2025).
Aksi bela Palestina yang dilaksanakan serempak di beberapa titik di Indonesia ini seolah menjadi magnet tersendiri bagi umat Islam seluruh dunia. Namun, ada satu hal yang begitu menarik perhatian penulis, yang mungkin juga dirasakan oleh masyarakat, yaitu tidak terlihatnya bendera Palestina di tengah aksi bela Palestina tersebut.
Menurut penulis sendiri ada pesan penting yang ingin disampaikan umat Islam di Indonesia kepada umat Muslim seluruh dunia. Mereka rela berlelah-lelah menapaki panasnya debu jalanan. Datang dari bebagai sudut kota di Indonesia demi membangun kesadaran umat untuk jangan lengah dengan solusi gencatan senjata yang ditawarkan Israel. Bahwasanya gencatan senjata bukanlah akhir dari penderitaan Palestina.
Perlu untuk diingat bahwa persoalan Palestina bukanlah konflik perang antara dua negara. Akan tetapi, pencaplokan tanah Palestina oleh entitas Yahudi yang sudah terjadi sejak lama. Yakni sejak runtuhnya peradaban Islam yang terakhir di Turki Utsmaniyah. Yang mana penyelesaiannya tidak bisa dengan gencatan senjata, solusi dua negara atau lembaga internasional PBB.
Umat Muslim harus bersatu terlebih dahulu di bawah panji Rasulullah saw. Dalam institusi yang sahih yaitu khil4f4h Islamiyyah. Kemudian barulah jihad bisa dilaksanakan dengan sempurna di bawah komando seorang Khalifah.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhu :
Ùƒَانَتْ رَايَØ©ُ رَسُولِ اللَّÙ‡ِ -صلى الله عليه وسلم- سَÙˆْدَاءَ ÙˆَÙ„ِÙˆَاؤُÙ‡ُ Ø£َبْÙŠَضُ، Ù…َÙƒْتُوبٌ عَÙ„َÙŠْÙ‡ ِ: Ù„َا Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِÙ„َّا اللَّÙ‡ُ Ù…ُØَÙ…َّدٌ رَسُولُ اللَّÙ‡ِ
“Panjinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna hitam, dan benderanya (Liwa) berwarna putih, tertulis di dalamnya: “Laa Ilaaha Illallaah Muhammad Rasulullah”.” (HR. Ath-Thabrani)
Ribuan bendera tauhid yang berkibar merengkuh langit menjadi simbol pemersatu umat Islam seluruh dunia. Umat Islam semestinya menyadari bahwa hari ini mereka sedang terpecah belah oleh nation state atau paham kebangsaan. Umat Muslim yang dahulunya satu kini terpecah menjadi lebih dari 57 negara.
Maka, untuk menyatukannya tidak ada solusi lain selain tegaknya khil4f4h. Agar mereka memiliki pemikiran, perasaan, dan peraturan yang sama. Dengan kekuatan itulah Palestina bisa bebas dan Al-Quds kembali ke pangkuan kaum Muslim. Insyaallah.
wallahualam bissawwab.
Via
Opini
Posting Komentar