Opini
Ungkapan Cinta Sejati
Oleh: Maman El Hakiem
(Pegiat Literasi)
TanahRibathMedia.Com—Cinta dan kasih sayang adalah fitrah yang Allah tanamkan dalam hati setiap manusia. Namun, dalam memahami cinta, banyak orang terjebak pada pandangan sempit yang hanya mengaitkannya dengan naluri syahwat (gharizah na’u).
Padahal, dalam Islam, cinta bukan sekadar dorongan biologis semata, tetapi juga merupakan ungkapan perasaan yang didasarkan pada keimanan dan persaudaraan hakiki yang diikat oleh akidah Islam.
Bukan Sekadar Syahwat
Gharizah na'u adalah naluri yang Allah ciptakan dalam diri manusia untuk mempertahankan keturunan. Naluri ini alami dan bukan sesuatu yang harus ditolak, tetapi Islam mengajarkan bahwa cinta tidak boleh hanya terbatas pada dorongan syahwat belaka. Jika cinta hanya dipahami sebagai pemenuhan kebutuhan biologis, maka ia akan bersifat sementara dan cenderung mengarah pada hawa nafsu yang tidak terkendali.
Dalam Islam, cinta memiliki dimensi yang lebih luas, yaitu cinta karena Allah (al-hubb fillah). Cinta semacam ini bukan sekadar ketertarikan fisik, tetapi perasaan yang lahir dari keimanan dan ketaatan kepada Allah. Cinta ini murni, suci, dan tidak terkotori oleh hawa nafsu yang menyesatkan.
Dengan demikian, ungkapan kasih sayang yang sejati tidak hanya berlandaskan emosi atau kepentingan pribadi, tetapi lahir dari keyakinan bahwa setiap muslim adalah saudara. Islam mengajarkan bahwa persaudaraan sesama muslim bukan sekadar hubungan sosial biasa, melainkan ikatan yang lebih kuat daripada hubungan darah (nasab). Rasulullah saw. bersabda:
"Perumpamaan orang-orang beriman dalam cinta dan kasih sayang mereka adalah seperti satu tubuh; jika satu bagian tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit dan demam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ungkapan cinta dan kasih sayang yang sejati berlandaskan keimanan ini mewujud dalam berbagai bentuk, seperti: pertama, mencintai sesama muslim seperti mencintai diri sendiri. Di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa seorang muslim tidak dikatakan beriman dengan sempurna sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua, menjaga kehormatan saudara seiman. Cinta dalam Islam bukan berarti membiarkan saudara kita dalam kesalahan, tetapi menasihatinya dengan cara yang baik. Di sinilah peran dakwah sangat penting sebagai kewajiban untuk saling mengingatkan saudaranya untuk selalu teguh pada jalan kebenaran dan bersabar dalam menghadapi ujian kehidupan.
Ketiga, mengutamakan kepentingan saudara seiman. Contoh terbaik dari kasih sayang ini adalah kaum Anshar yang rela berbagi harta dan tempat tinggal dengan kaum Muhajirin dalam peristiwa hijrah. Mereka dalam berkasih sayang tidak terhalang oleh berbagai macam perbedaan ras atau suku bangsa, tetapi terjalin kuat karena ikatan akidah Islam.
Adanya perasaan cinta karena ikatan akidah akan menyatukan kaum muslim seluruh dunia. Pasalnya, ikatan yang paling kuat dalam Islam adalah ikatan akidah. Persaudaraan dalam Islam tidak dibatasi oleh suku, bangsa, atau warna kulit, melainkan oleh keyakinan yang sama kepada Allah dan Rasul-Nya. Inilah yang membedakan Islam dari ideologi lain yang mendasarkan persatuan pada nasionalisme atau kepentingan ekonomi.
Sejarah telah mencatat bagaimana ikatan akidah mampu menyatukan umat yang sebelumnya berpecah belah. Kaum Aus dan Khazraj yang dulunya bermusuhan menjadi bersaudara setelah Islam datang. Ikatan ini jauh lebih kuat daripada sekadar hubungan darah atau kesamaan budaya, karena didasarkan pada keimanan kepada Allah.
Kesimpulan
Cinta dan kasih sayang yang sejati dalam Islam bukan hanya sekadar dorongan syahwat, tetapi merupakan ungkapan perasaan yang dilandasi oleh keimanan dan persaudaraan yang hakiki. Islam mengajarkan bahwa cinta yang sejati adalah cinta karena Allah, yang menumbuhkan kasih sayang, kepedulian, dan persatuan di antara kaum muslim.
Dengan memahami cinta dalam perspektif ini, umat Islam dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan harmonis, serta mewujudkan kehidupan yang diridai oleh Allah, yaitu kehidupan Islam melalui institusi negara yang menerapkan aturan Islam secara utuh dan menyeluruh.
Wallahu'alam bish shawwab.
Via
Opini
Posting Komentar