Opini
Zionis Perampok Masa Depan Anak-Anak Gaza
Oleh: Nur Kasanah, S.Pd
(Pendidik Anak)
TanahRibathMedia.Com—Sebuah video singkat telah menunjukkan pulahan anak Gaza yang sedang belajar di kamp-kamp pengungsian dengan berdesakan. Terbatasnya kamp yang tersisa membuat sebagian dari mereka terpaksa belajar di luar ruangan beralaskan tikar yang tipis. Mereka belajar hanya dengan buku catatan kecil untuk dibawa berkeliling. Kelas darurat ini yang telah dipelopori sejak September 2024 lalu berfokus pada pendidikan dasar yaitu belajar bahasa Arab, matematika, dan sains (Antara, 10-12025).
Terbatasnya tempat dan alat belajar tidak dapat meredupkan semangat yang terpancar dari anak anak Gaza untuk menimba ilmu. Mereka belajar dengan begitu antusias. Bagi sebagian besar mereka, kelas-kelas darurat ini memiliki arti penting menuju keadaan normal.
Video tersebut menggambaran anak-anak Gaza yang bertekad untuk mencegah ancaman “Generasi yang hilang” seperti peringatan yang telah diberikan PBB. Pernyataan PBB tersebut wajar, dikarenakan Israel kerap melakukan serangan terhadap sekolah sekolah di Gaza.
Dilansir dari detik.news (12-1-2025), Mahmud Bassal, Juru bicara AFP mengatakan pada (11/1) Israel telah melancarkan penembakan di sekolah Halwa di kota Jabalia, Gaza Utara. Penembakan tersebut menewaskan 8 orang termasuk 2 anak-anak.
Serangan tersebut bukanlah yang pertama kalinya. Israel juga melakukan penembakan pada selasa (9-7-2024) di pintu masuk sekolah Al-Awda di Abasan. Serangan tersebut menewaskan setidaknya 27 orang yang mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak. Sebelum itu, Israel mengungkapkan telah melakukan 3 serangan terhadap sekolah-sekolah. Sabtu (6/7), Israel menyerang sekolah Al-Jawni yang dikelola PBB di Nuseirat, Gaza tengah. Serangan ini menewaskan 16 orang. Keesokannya Minggu (7/7) serangan terjadi di sekolah keluarga suci dan menewaskan 4 orang. Senin (8/7) Israel melakukan serangan di sekolah yang dikelola oleh UNRWA di Nuseirat.
Umat Tanpa Perisai
Serangan Israel yang membabi buta memutus kesempatan anak anak Gaza mengenyam pendidikan sebagai modal untuk membangun peradaban. Mirisnya, tidak ada upaya yang berarti dari dunia dan lembaga internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Liga Arab dan Organisasi Konferensi Islam (OKI), mereka hanya sibuk beretorika tanpa adanya upaya untuk menghentikan korban jiwa di Palestina. Sikap diam ini begitu gamblang dengan tidak ada satupun dari lembaga Internasional maupun negara-negara Islam yang mengirimkan bantuan militer untuk menghentikan kebiadaban zionis menghancurkan sekolah-sekolah Gaza.
Lebih dari 46.000 jiwa telah syahid akibat genosida yang dilakukan zionis laknatullah. Kematian mereka hanya dianggap sekedar angka oleh dunia yang saat ini dikuasai oleh ideologi sekulerisme kapitalisme. Bahkan mereka masih membela entitas Yahudi dengan dalih yang menyesatkan bahwa Israel hanya membela diri dari serangan militan Hamas. Mereka dengan pongah menyampaikan solusi dua negara, sebagian besar untuk Israel dan yang sedikit untuk Palestina.
Proposal “solusi dua negara” sama saja dengan mengkhianati umat muslim Gaza dan mengakui penjajahan entitas Zionis Yahudi. Kondisi umat Islam inilah yang tergambar saat tidak memiliki junnah (perisai). Muslim Palestina berjuang sendiri untuk kemerdekaannya. Tidak ada satupun negara muslim yang benar benar mendukung kemerdekaan Palestina dengan mengirimkan militernya. Mereka hanya mengecam dan megutuk. Tetapi Yahudi Israel tetap melakukan penyerangan. Hal ini membuktikan bahwa Zionis tidak tahu bahasa manusia, mereka hanya paham dengan bahasa kekerasan.
Khilafah Perisai Generasi
Tidak mudah untuk melawan Zionis Yahudi, karena dibalik kebiadaban mereka ada negara-negara adidaya seperti Amerika serikat. Oleh karena itu, Jihad dan khilafah adalah solusi tuntas untuk menyelamatkan masa depan anak-anak Gaza dari Perampok. Khilafah inilah yang akan menggerakkan pasukan untuk mengusir kaum zionis. Adanya khilafah sebagai junnah (perisai) kaum muslim, termasuk anak-anak dari musuh-musuh Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah:
“Sungguh Imam (khilafah) itu adalah perisai (pelindung umat).” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Dalam naungan khilafah pendidikan sangat dijamin. Gedung gedung sekolah akan dibangun untuk memenuhi kebutuhan umat. Akses pendidikan tersebut dapat di nikmati secara gratis. Meskipun begitu guru dan dosen yang akan memberikan ilmunya adalah orang orang yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menjamin hak setiap anak dalam bidang pendidikan.
Sistem pendidikan Islam memiliki karakteristik yang didasarkan prinsip ajaran Islam. Tujuan utamanya adalah membentuk kepribadian Islam pada anak. Sehinngga lahirlah para pembangun peradaban yang ilmunya untuk kemaslahatan umat. Dengan demikian peradaban Islam akan senantiasa terjaga kemuliaannya.
Dalam naungan khilafah anak-anak Gaza akan mendapatkan haknya kembali untuk menuntut ilmu dengan keadaan yang aman dan nyaman. Mereka akan belajar kembali dengan ceria.
Via
Opini
Posting Komentar