Opini
Muhasabah Amaliah Ramadan
Oleh: Maman El Hakiem
Pegiat Literasi
TanahRibathMedia.Com—Majelis Tsaqafi Jatiwangi, Majalengka menggelar acara "Open House" pada Ahad, 9 Maret 2025, bertempat di MT. Bani Syamsudika, Jatiwangi. Acara ini menghadirkan narasumber Ustaz H. Dr. Nurhilal Ahmad, M.Si., yang memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan jemaah terkait fikih Islam dan persoalan kaum Muslim lainnya.
Salah satu topik yang dibahas adalah perbedaan jumlah rakaat salat tarawih, yakni 11 rakaat dan 23 rakaat. Ustaz Nurhilal menjelaskan bahwa kedua praktik tersebut memiliki dasar dalil yang kuat, baik dari hadis Aisyah ra. tentang praktik salat terawih 11 rakaat, maupun ijmak sahabat yang dipraktikkan di masa Khalifah Umar bin Khattab tentang salat terawih 23 rakaat.
Selain itu, jemaah juga menanyakan tentang amal seperti apa yang bisa mengantarkan seseorang mendapatkan akhir kehidupan yang baik atau husnul khatimah. Ustaz Nurhilal menekankan bahwa salah satu kunci untuk meraih akhir hidup yang baik adalah istikamah dalam melakukan amal kebaikan, tanpa mengandalkan satu amalan istimewa.
Tak hanya membahas fikih, narasumber juga menguraikan perbedaan antara dalil dan fatwa (pendapat ulama), agar umat Islam dapat memahami dasar hukum serta interpretasi yang diberikan oleh para ulama dalam berbagai persoalan ibadah.
Dalil yang menjadi landasan kaum Muslim dalam melakukan perbuatan atau amal harus berdasar pada empat sumber hukum, yaitu Al-Quran, hadis , qiyas dan ijmak sahabat. Sementara itu, berkaitan dengan fatwa atau pendapat ulama sifatnya tidak mengikat, tetapi boleh diikuti selama ulama tersebut terlihat tsiqah terhadap tuntunan syariat Islam.
Pada acara diskusi terbuka yang dipandu oleh Abi Pipin tersebut, semakin menarik ketika peserta ada yang bertanya tentang kualitas amal ibadah puasa seperti apa yang disebutkan oleh Nabi Saw. di dalam hadis Bukhari dan Muslim, "Siapa berpuasa Ramadan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Ternyata, ibadah puasa yang akan mendapatkan ampunan dari Allah Swt. tidak lain puasa yang dijalankan dengan penuh kesabaran. Hal ini terkait pula dengan perintah Allah Swt. di dalam Al-Quran Surah Al Baqarah:45 untuk menjadikan sabar dan salat sebagai penolongmu. "Menurut tafsir Al Qurthubi, makna sabar dalam ayat tersebut adalah kesabaran dalam menjalani ibadah puasa Ramadan," ungkap ustaz Nurhilal.
Acara "Open House" ini berlangsung dengan penuh antusiasme dari para jemaah, yang aktif mengajukan pertanyaan serta mendiskusikan berbagai persoalan keislaman yang diakhiri dengan acara buka puasa bersama dalam suasana penuh keakraban di antara para peserta yang hadir.
Wallahu'alam bish Shawwab.
Via
Opini
Posting Komentar