Straight News
Perlunya Reset Diri di Bulan Ramadan
TanahRibathMedia.Com—Pemerhati Remaja Kak Rina Meirina, S.T menyampaikan ketika merasa futur (malas ibadah) di bulan Ramadan, maka perlu reset (mengatur ulang) diri agar lebih baik lagi.
"Ketika kita futur, apalagi di bulan yang istimewa ini yaitu Ramadan, yuk kita reset diri untuk bisa lebih baik lagi," tuturnya dalam Majelis Taklim Bulanan (MTR): Light Up Your Ramadan, di Masjid Al-Jihad Islamic Center Karawang, Sabtu (15-03-2025) yang di selenggarakan oleh Komunitas Smart With Islam (SWI).
Ia menjelaskan esensi dari reset diri adalah mengatur ulang fitur dan seluruh setelan manusia sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Jika umat Islaà m, maka direset sesuai ketentuan aturan Allah.
"Bayangkan, jika handphone kita lemot, loadingnya lama, pasti butuh direset. Handphone aja butuh direset, apalagi manusia yang lebih kompleks dan sempurna," ucapnya.
Ada beberapa Langkah yang bisa dilakukan untuk reset diri.
Pertama, langkah awal yang harus dikerjakan adalah reset hati.
"Maafin kesalahan orang lain, dan perbaiki hubungan yang renggang. Terutama dengan keluarga," sebutnya.
Kedua, reset ucapan karena jangan sampai ucapan kita menghilangkan pahala puasa.
"Kurangi gibah dan kata-kata kasar, mulailah berbicara yang baik," cetusnya.
Ketiga, reset kebiasaan selama hayat masih dikandung badan.
"Stop rebahan, mager, dan mulai rajin beribadah," terangnya.
Keempat, reset waktu agar mencapai target menjadi pribadi lebih baik di bulan Ramadan, seperti khatam Al-Qur'an 30 juz.
"Dulu Ustman bin Affan sebulan khatam 30 kali, kemudian Imam Syafi'i selama Ramadan bisa khatam Al-Qur'an 60 kali, lah kita? Sehari bisa baca Al-Qur'an saja sudah Alhamdulillah. Yuk mumpung masih ada 15 hari lagi, kita semangat tadarusnya," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kak Rina juga menyampaikan, segala sesuatu kegiatan yang dilakukan dengan rutin, akan menjadi habits atau kebiasaan seseorang. Makanya, lanjutnya, light up your Ramadan dengan segera menentukan target, seperti puasa full, terawih anti bolong, tadarus Al-Qur'an, dan sebagainya yang terus dilakukan secara konsisten meskipun Ramadan sudah berakhir, sampai berjumpa ke Ramadan kembali.
"Ketika orang lain liburan, kita tadarusan. Ketika orang lain having fun, kita ikut pengajian. Ketika orang lain sibuk belanja, kita getol sedekah. Ketika orang lain malam mingguan, kita i'tiqaf," pungkasnya.[] Novita Ratnasari
Via
Straight News
Posting Komentar