Opini
Ramadan, Zionis, dan Pengkhianatan
Oleh: Nabilah Nurasaudah
(Santri Ideologis)
TanahRibathMedia.Com—Suka cita dirasakan oleh seluruh kaum muslimin saat memasukin bulan suci Ramadan. Ibadah makin diperkuat, bahkan amalan-amalan sunnah pun tak rela untuk ditinggalkan. Seharusnya, seluruh umat muslim berhak merasakan suasana tenang saat beribadah, namun fakta bersuara bahwa tak seluruh kaum muslimin mendapatkan hak itu, terlebih kaum muslimin di Palestina sana.
Warga Gaza di jalur Palestina sana pasalnya ingin juga merasakan ketenangan. Bahkan dari perjanjian damai antara militer Israel dan Hamas pada 19 januari lalu mereka berharap besar akan terwujudnya ketenangan beribadah di bulan Ramadhan yang mulia ini.
Dari beberapa berita yang beredar dikatakan bahwa akses ke masjid Al-Aqsa ditengarai dibatasi oleh para zionis israel. Hal tersebut dilakukan melalui karantina wilayah atas nama keamanan sebagaimana yang disampaikan oleh khatib Masjid Al-Aqsa, syeikh Ekrima sabri pada Jumat (28-2-2025) (Nomersatukaltim.disway.id, 01-03-2025).
Tuduhan Hamas
Perdana menteri Israel dituduh menghindari kewajibannya terhadap perjanjian gencatan senjata di Gaza oleh para tentara Hamas. Mereka juga menuntut para mediator untuk mulai menegoisasi tahap kedua dari kesepakatan tersebut (Alinea.idl, 20-02-2025).
Simpang siur kabar terkait upaya Netanyahu yang berusaha membatalkan perjanjian demi memenuhi perhitungn politiknya yang sempit dengan mengorbankan tawanan Israel di Gaza tersiar sudah. Hal ini menunjukan bahwa solusi berupa perdamaian dan gencatan senjata tak kunjung menjadi solusi hakiki terkait permasalahan ini. Permainan politik mlah justru semkain menguat, dan kebengisan tangan-tangan rezim zalim semakin nampak secara jelas.
Zionis Masih Mengontrol
Di tengah gencatan senjata yang disebut-sebut sebagai solusi permasalahan genosida di Palestina dan sekitarnya zionis dengan bengsinya menghalangi masuknya bantuan dalam berbagai bentuk yang akan masuk ke wilayah Gaza. Nampak jelas sejali bahwa zionis masih mengontrol kaum muslimin di Palestina, baik di Tepi Barat maupun di wilayah Gaza.
Mengapa demikian? Rupanya zionis paham betul bahwa umat Islam masih dan akan terus memiliki potensi besar terkait perlawanan. Dengan demikian mereka merasa harus menggunakan cara politik dan militer untuk melakukan penekanan, bahkan di Al-Quds, tempat ibadah yang sebenarnya tak pantas untuk dibatasi sehingga menghambat pelaksanaan ibadah dan merampas hak-hak beribadah kaum muslimin.
Bulan Menguatkan Azzam
Dengan semua tindakan yang para zionis timpakan kepada kaum Muslimin di Palestina sana mengharuskan kaum Muslimin di Palestina tidak boleh gentar dalam menghadapi kejahatan zionis la’natullah yang dibekingi oleh AS. Bulan Ramadan yang suci dan terkenal dengan bulan perjuangan ini semestinya menjadi momentum untuk menguatkan azzam dalam melenyapkan penjajahan.
Begitu pula dengan kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia termasuk kita. Solusi Barat dan narasi-narasi sesat soal perdamaian yang bersifat semu tak boleh kita jadikan sebagai solusi hakiki, dan tak boleh pula kita harapkan untuk mencapai kemenangan hakiki rakyat Palestina.
Entitas zinois la’natullah adalah muhariban fi’lan yang wajib diperangi dan wajib dihadapi dengan bahasa perang yang akan efektif dan solutif jika dikomandoi oleh instruksi seorang khalifah dalam sistem mulia bernama khilafah.
Kembali pada Islam
Maka dari itu, kembali pada Islam merupakan solusi hakiki yang dapat menuntaskan segala problematika. Penegakan kembali khilafah adalah keharusan atau qadliyah mashiriyah yang wajib menjadi agenda utama kaum muslimin.
Dengan hadirnya bulan Ramadan ini, mari bersama menjadikannya sebagai momentum untuk memupuk takwa serta menguatkan perjuangan dan azzam yang kokoh dalam mensyiarkan ajaran-Nya. Juga berjuang demi melanjutkan kehidupan islam untuk mewujudkan rahmatal lil alamin yang Allah janjikan dengan adanya spirit perjuangan hingga akhirnya berhasil terwujudkan.
Wallahua'lam bish shawwab
Via
Opini
Posting Komentar