Opini
Adakah Agama dalam Hidup Kita?
Oleh: Muhammad Ikhsan Syaputra
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Zaman yang terus berjalan kadang membawa kita pada pikiran atas penyelesaiannya, mengenai moral umat yang hari ini mulai mundur, hingga pemikiran umat yang sudah jarang sekali yang menjadikan wahyu sebagai landasan berpikir.
Karna hawa nafsu yang terus menjelma ditambah kemudahan kemudahan dari teknologi dan perkembangan zaman yang diharapkan dapat berdampak baik justru dimanfaatkan untuk mencari celah dalam merusak moralitas umat.
Banyak di kalangan umat hari ini orang yang berpakaian layaknya seorang alim namun memiliki lisan yang sangat lihai dalam menghakimi.
Para orang tua sudah mulai beralih dari agama menuju hal hal yang berbau kesenangan dan kebahagian dunia. Bagaimana tidak, hari ini di media sosial sudah banyak sekali kita temukan konten dari para orang tua yang seakan akan tidak mau ketinggalan zaman dengan mengikuti tren-tren masa kini yang menghilangkan rasa malu dan marwah orang tua. Generasi muda yang sedang mencari jati diri pun menjadikannya sebagai contoh yang terbawa dalam sikap dan tingkah laku membuat masa depan umat terasa semakin suram.
Pergaulan bebas meraja lela, orang tua pun sudah mulai kehilangan marwah dan ghirahnya dalam mendidik generasi Islam. Anak-anak hanya dititipkan pada guru di sekolah dan para asatidz di tempat mengaji tanpa ada didikan moral dasar yang diberikan orang tua di dalam rumah, seakan akan masalah agama dan moral anak bukan lagi kewajiban orang tua.
Lantas mau dibawa ke mana umat ini?
Di kala orang alim sudah berstandar pakaian bukan keilmuan, kala orang tua sudah mulai kehilangan peran, kala keluarga tak lagi menjadikan agama sebagai landasan melainkan hanya formalitas semata, dan generasi islam tak lagi mengenal islam sebagai pedoman dalam tumbuh kembangnya.
Zaman tidak salah, kita yang salah dalam menghadapi tantangan zaman.
Padahal agama sudah membawa solusi dalam menuntun kita berperilaku di atas dunia, mengajarkan kedamaian dan menjanjikan cerahnya masa depan umat. Umat yang patuh di atas syariatnya. Namun apalah daya hawa nafsu kita akan tipu daya harta dan dunia membawa kita justru jauh dari agama membawa opini bahwa seakan-akan agama tidak lagi relevan dalam kehidupan manusia.
Lantas dengan semua solusi yang ditawarkan oleh agama,dan banyaknya problem umat hari ini, apakah tidak cukup untuk sekedar membangkitkan ghirah kita di dalam hati tuk kembali menjadikan agama sebagai landasan dalam kehidupan?
Dari awal ilmu ketauhidan, keikhlasan, hukuman hingga sampai pada kematian, semua telah diatur dalam agama. Masalah rezeki, harta dan dunia telah dijamin bagi orang orang yang bertaqwa.
Lihatlah syariat zakat dan shodaqoh yang mengajarkan kita untuk menyamaratakan kasta antara kaya dan miskin, zakat menjadi hikmah terbesar dalam bergotong royong membantu yang lebih susah hingga tiada lagi orang orang yang susah di sekitaran kita.
Lihatlah ajaran akhlak dari nabi dan sahabat yang dapat mengubah manusia yang jahil menjadi orang orang yang paling bertakwa dan bijaksana.
Lihatlah ajaran tauhid yang mengajarkan arti keikhlasan, dengan nama-nama Allah yang tinggi menguatkan hati manusia di saat jatuh dan rapuh di atas dunia, yang menjadikan manusia taat di atas buminya.
Kalau ini semua diterapkan dalam kehidupan kita, maka yakinlah masa depan umat akan cerah seiring masa. Pertanyaannya, sudahkah kita berperan di dalamnya?
Maka inilah tugas kita, menjadi umat terbaik yang mulai menerapkan Islam dan mendawahkan serta menggelorakan semangat di hati umat dalam memperbaiki moralitas dan kesadaran akan pentingnya agama dalam kehidupan sehari hari.
Suatu saat kita mungkin akan disingkirkan dan dibuang begitu saja jika permasalahan moralitas ini tidak segera diatasi. Suatu saat mungkin agama akan dihilangkan jika kesadaran umat tidak kita tanamkan hari ini. Suatu saat mungkin dunia dan kondisi manusia akan berubah jauh lebih buruk jika kita tidak mulai bergerak hari ini.
Maka tunggu apa lagi?
Mulailah bergerak, dimulai dari diri sendiri, keluarga dan orang orang terdekat. Dengan usaha kecil kita berharap kepada Allah. Semoga Allah jadikan dakwah ini sebagai hal yang diridainya dan semoga kelak usaha kecil ini dapat berbuah besar untuk masa depan umat nantinya.
Via
Opini
Posting Komentar