Opini
Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia: Jalan Mulus Bagi Penjajah, Bukan Solusi Hakiki
Oleh: Anggun Istiqomah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, malaikat bertanya kepada mereka: 'Dalam keadaan bagaimana kamu ini?' Mereka menjawab: 'Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).' Para malaikat berkata: 'bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?'.” (TQS. An-Nisa 97).
Tragedi kemanusiaan yang terus menimpa rakyat Palestina, khususnya di Gaza, kembali mengundang perhatian dunia. Di tengah kecaman terhadap genosida yang dilakukan Zionis Israel, muncul wacana baru untuk membantu warga Gaza ke Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Presiden Prabowo Subianto menyatakan siap menerima hingga 1000 warga Gaza. Sepintas ini tampak sebagai langkah kemanusiaan. Namun benarkah ini solusinya? Ataukah justru menjadi jalan bagi penjajah untuk menuntaskan proyek pengosongan Palestina?
Evakuasi Jalan Sunyi Menjauh dari Solusi Hakiki
Langkah evakuasi warga Gaza bukanlah solusi hakiki atas penjajahan yang terjadi. Ini justru berpotensi besar memuluskan agenda Zionis yaitu ‘cleansing etnis’ dan pendudukan penuh wilayah Palestina. Ketika rakyat Gaza meninggalkan tanah mereka, dan dunia diam, penjajah tidak perlu lagi menyerang. Mereka cukup menunggu wilayah itu kosong untuk dikuasai sepenuhnya. Seharusnya, warga Palestina tidak dievakuasi dari tanahnya, tetapi penjajah Israel-lah yang harus diusir dari bumi yang mereka rampas dengan darah dan pembunuhan. Sejarah membuktikan bahwa perlawanan adalah satu-satunya bahasa yang dipahami oleh penjajah. Dalam Islam, perlawanan atas penjajahan adalah fardhu 'ain bagi setiap muslim yang mampu dan fardhu kifayah bagi negeri-negeri Muslim untuk mengirim bantuan, termasuk bala tentara.
Ada Tekanan Asing di Balik Evakuasi?
Tak bisa dimungkiri, langkah Indonesia ini juga terjadi di tengah tekanan kebijakan perdagangan dari Amerika Serikat yang sedang memperketat tarif impor terhadap produk Indonesia. Ada dugaan, keberhasilan lobi Indonesia untuk menegosiasikan kebijakan ini dibarter dengan sikap lunak terhadap isu Palestina. Ini menunjukkan betapa lemahnya posisi negeri-negeri Muslim yang bergantung pada sistem kapitalis global.
Ketergantungan terhadap kekuatan asing membuat mereka tak berani mengambil langkah tegas dalam membela saudaranya yang dizalimi. Akibatnya, yang dipilih bukanlah solusi syar'i, tapi solusi tambal sulam yang hanya memperparah luka umat.
Syariah Islam Solusi Hakiki Membebaskan Palestina
Dalam pandangan syariat Islam, tidak ada solusi lain bagi Palestina kecuali:
1. Mengirimkan bala tentara untuk berjihad memerdekakan tanah suci dari penjajah.
2. Menyatukan kekuatan negeri-negeri Muslim dalam satu kepemimpinan yang mampu melaksanakan jihad secara global.
3. Menolak normalisasi dan hubungan diplomatik dengan penjajah Zionis.
Islam telah menegaskan kewajiban jihad bagi kaum Muslimin sebagaimana firman Allah
"Dan perangilah mereka sampai tidak ada lagi fitnah, dan( sehingga) agama hanya bagi Allah semata.” (TQS. Al-Baqarah 193)
Jihad adalah mekanisme syar'i untuk menghapus penjajahan dan menegakkan keadilan. Sayangnya, seruan ini seolah teredam oleh tembok nasionalisme dan prinsip "tidak campur tangan urusan negara lain". Padahal, dalam Islam, umat Islam adalah satu tubuh. Ketika satu bagian sakit, semuanya ikut merasakannya.
Khilafah Pelindung Hakiki Umat Islam
Ketiadaan Khilafah hari ini menjadi penyebab utama lemahnya respon umat Islam terhadap penderitaan saudara-saudaranya. Seandainya Khilafah tegak, maka Palestina akan menjadi prioritas pengecualian militer. Setiap tetes darah umat Islam akan dibalas dengan kekuatan negara adidaya Islam. Umat tidak akan lagi menjadi pengungsi di negerinya sendiri.
Khilafah adalah institusi politik Islam yang diwariskan Rasulullah aaw. dan para Khulafaur Rasyidin. Negara inilah yang akan menerapkan syariat Islam secara kaffah dan membela setiap muslim, dimanapun mereka berada.
Umat Harus Bangkit dan Menolak Evakuasi
Umat tidak boleh terjebak oleh solusi semu. Harus ada kesadaran bahwa membantu rakyat Gaza bukan mengevakuasinya. Umat harus menolak wacana yang disampaikan tersebut sebagai solusi utama. Kita juga enyeru penguasa negeri-negeri Muslim untuk mengirimkan bala tentara dan menguatkan perjuangan ideologi menegakkan Khilafah.
Gerakan ini tidak boleh berhenti pada emosi sesaat. Diperlukan kepemimpinan ideologi yaitu partai Islam yang memahami Islam sebagai ideologi untuk membimbing umat agar tetap berada di jalur perjuangan yang benar.
Palestina Butuh Jihad, Bukan Pengungsian
Problem Palestina bukan krisis kemanusiaan biasa. Ini adalah isu keimanan dan kewajiban jihad. Umat Islam harus menyadari bahwa hanya dengan jihad dan tegaknya khilafah, bumi Palestina bisa terbebas dari penjajah Zionis. Tidak dengan lobi, tidak dengan kompromi, apalagi dengan mengungsi.
Semoga Allah Swt. memberikan kemenangan kepada umatNya, dan mengokohkan langkah-langkah umat dalam menegakkan syariah dan khilafah sebagai solusi sejati.
Allahu Akbar! Wal' izzatu lillah!
Via
Opini
Posting Komentar