Straight News
FAKKTA Nilai Perang Tarif Cina-AS, Berpengaruh ke Negara Lain!
TanahRibathMedia.Com—Muhammad Hatta, S.E, M.E. selaku ekonom Forum Analisis dan Kajian untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) menilai, bahwa perang tarif antara Cina dan AS, akan berpengaruh ke negara lain.
"Apakah ini (perang tarif) kemudian juga berpengaruh ke negara lain saya pikir iya pengaruh ke negara lain," tuturnya dalam Kabar Petang: Trump Vs.Xi Jinping, Indonesia Kebanting? Jum'at (11-04-2025) di kanal YouTube Khilafah News.
Pertama, menurut Hatta, akan ada gangguan rantai pasok atau supply chain.
"Rantai pasok yang tadinya berkaitan dengan Cina terus kemudian permintaan di Amerika itu turun atau anjlok, akibatnya permintaan di Amerika anjlok, produksi di Cina turun. Artinya, nanti konsumsi raw material atau bahan-bahan mentah yang dikonsumsi oleh Cina dari negara lain seperti Indonesia seperti batu bara dan seterusnya itu akan turun," bebernya.
Kemudian, imbuhnya, jangan lupa bahwa Cina adalah negara dengan populasi penduduk terbesar kedua di dunia.
Nah, kata Hatta, dengan penduduk dunia yang terbesar kedua di dunia, tentu konsumsinya juga sangat tinggi, ketika ekonomi Cina tidak stabil, tentu Cina akan menurunkan konsumsi dalam negeri. Jadi pengaruhnya itu bisa dilihat dari rantai pasok.
"Seberapa banyak komoditas yang dikonsumsi oleh Cina itu bersumber dari negara lain. Ya kalau Indonesia misalnya ada batubara tadi, jadi seperti itu pengaruhnya," ucapnya.
Kedua, sambung Hatta, kalau melihat Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, Amerika itu sekarang memang sekitar 279 triliun dolar. Sedangkan, kalau Cina berada di angka sekitar 171 triliun dolar, ya masih jauh lebih tinggi Amerika, tapi kalau Uni Eropa digabung jadi satu memang dia mengalahkan Cina, tapi kalau secara keseluruh terpisah secara parsial Uni Eropa masih dikalahkan oleh Cina berada di angka 19 triliun.
Tegas Hatta, dengan besaran PDB yang begitu besar, tentu berpengaruh terhadap pembelian-pembelian raw material dari negara-negara lain.
"Kalau di Indonesia salah satu komoditas yang paling banyak diimpor oleh Cina kepada Indonesia itu kan batu bara ya, termasuk kelapa sawit," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hatta juga menyampaikan tentang esensi tarif dalam perang tarif antara Cina dan AS. Jadi, tarif itu semacam pajak atau bea masuk yang itu sebenarnya sebuah policy atau kebijakan, bahkan sederhananya lagi, tarif adalah instrumen yang sangat klasik. [] Novita Ratnasari
Via
Straight News
Posting Komentar