Opini
Gaza Terluka, Umat Islam Terpanggil: Saatnya Bersatu dan Bergerak
Oleh: Ummu Aulia
(MIMÙ…_Muslimah Indramayu Menulis)
TanahRibathMedia.Com—Penderitaan rakyat Palestina, khususnya di Gaza, belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Serangan demi serangan terus mengguncang wilayah tersebut. Dalam satu pekan terakhir, puluhan warga sipil dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel. Bahkan, wilayah yang sebelumnya dinyatakan sebagai zona aman pun turut menjadi sasaran, termasuk tenda-tenda pengungsi yang menjadi tempat perlindungan bagi anak-anak dan perempuan (Al Jazeera, 21-04-2025).
Di tengah kondisi ini, krisis kemanusiaan pun memburuk. Warga Gaza kini menghadapi ancaman kelaparan ekstrem. Dalam situasi keterbatasan pangan yang parah, banyak yang terpaksa mengonsumsi sumber protein darurat seperti daging kura-kura. Data dari lembaga bantuan internasional seperti World Food Programme (WFP) menyebutkan bahwa sekitar dua juta penduduk Gaza sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk sekadar bertahan hidup (CNN Indonesia, 19-04-2025).
Sayangnya, meski dunia internasional telah melayangkan banyak kecaman, aksi nyata untuk menghentikan kekerasan tersebut belum tampak signifikan. Begitu pula di dunia Islam. Sebagian besar negara Muslim masih terbatas pada pernyataan-pernyataan formal, tanpa langkah konkret yang mampu menghentikan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina.
Padahal, dalam ajaran Islam, persaudaraan antar umat adalah ikatan yang kuat. Al-Qur'an dengan tegas menyebut bahwa umat Islam adalah satu tubuh, yang jika ada satu bagian sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakannya. Menolong saudara sesama Muslim bukan hanya panggilan nurani, tapi juga perintah agama.
Melihat realitas ini, kita perlu melakukan refleksi mendalam. Apakah selama ini kita telah bersungguh-sungguh dalam membela hak dan nyawa saudara kita di Palestina? Apakah kita hanya cukup dengan rasa simpati? Ataukah sudah saatnya kita memperjuangkan solusi yang lebih mendasar dan berkelanjutan?
Salah satu penyebab lemahnya respons umat Islam terhadap tragedi kemanusiaan adalah pengotak-ngotakan wilayah yang disebabkan oleh batas-batas negara dan semangat nasionalisme yang diwariskan oleh kolonialisme. Ini menjadi penghalang besar bagi persatuan umat. Tanpa kesatuan visi dan kepemimpinan global yang kuat, perjuangan membela Palestina akan terus terhambat.
Oleh karena itu, munculnya kesadaran umat Islam tentang pentingnya persatuan dan kepemimpinan global (khilafah) menjadi sangat krusial. Sebuah kepemimpinan yang bukan hanya simbolik, tetapi mampu menyatukan potensi umat untuk membela kebenaran dan melindungi yang tertindas.
Khilafah menjadi perisai bagi umat Islam di seluruh dunia. Seruan untuk membangun kembali kesatuan umat ini bukan sekadar idealisme. Ini adalah bagian dari tanggung jawab seluruh umat Islam. Tanpa arahan dan kepemimpinan yang jelas, gerakan umat rentan terpecah dan kehilangan arah.
Kini saatnya umat Islam tidak hanya peduli, tetapi juga mengambil peran aktif dalam menyuarakan dan memperjuangkan solusi hakiki. Gaza adalah luka kita bersama. Untuk menyembuhkannya, dibutuhkan keberanian, persatuan, serta visi perjuangan yang besar. Dengan semangat persaudaraan dan keimanan, kita bisa menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penonton dari penderitaan yang terus berlangsung.
Wallahualam bissawab.
Via
Opini
Posting Komentar