Opini
Gaza, yang Terluka dan Terlupa
Oleh: Irohima
(Pegiat Literasi)
TanahRibathMedia.Com—Kebahagiaan umat Islam hampir di seluruh penjuru dunia membuncah setelah satu bulan lamanya menjalani ibadah puasa. Kebahagiaan yang harusnya dirasakan seluruh umat Muslim namun nyatanya tak jua menyapa saudara kita di wilayah lain, terlebih Palestina. Bayangkan, saat kita sibuk dengan kue dan baju baru, mereka berjibaku dengan peluru. Saat kita asyik bertandang ke rumah saudara dengan tenang, mereka justru berlari kencang menghindari ledakan dan tembakan. Fakta ini sangat menyakitkan dan memprihatinkan.
Tahun 2025 menjadi tahun kedua warga Gaza menjalani Ramadhan dan berlebaran dalam suasana mencekam. Sedikitnya sembilan warga Palestina termasuk lima orang anak-anak tewas karena serangan militer zionis Israel pada ahad, 30 Maret 2025, bertepatan saat warga menggelar salat Id. Lebih dari 900 warga Palestina telah terbunuh sejak Israel melanggar gencatan senjata dengan Hamas. Sampai saat ini, banyak anak-anak telah menjadi korban kekejaman zionis. Seorang anak di Gaza terbunuh setiap 45 menit, dan itu adalah rata-rata 30 anak yang terbunuh setiap hari selama 535 hari terakhir (Tempo.co, 30-03-2025).
Kondisi warga Gaza dan juga wilayah Muslim yang terjajah lainnya membuat kebahagiaan Muslim di hari Raya belum sempurna. Sebagaimana yang dikatakan oleh Baginda Rasulullah saw. bahwa umat Islam ibarat satu tubuh, jika ada bagian tubuh yang sakit maka bagian tubuh yang lain ikut merasakan sakit. Begitu pula dengan saat ini, bagaimana kita bisa bahagia jika saudara kita di belahan bumi lainnya sengsara dan terancam nyawanya. Bahkan penderitaan mereka telah berlangsung lama, jauh sebelum bulan Ramadhan dan Idulfitri.
Kondisi Palestina makin hari makin buruk, hal ini diperparah dengan meredupnya pemberitaan terkait Palestina di media. Palestina pun kian terpuruk dan umat Islam makin tersudut. Hal ini harusnya bisa membuka mata kita semua bahwa kita tak lagi bisa berharap lagi pada sistem saat ini. Sistem sekuler kapitalisme nyata-nyata telah membuat kerusakan. Sistem ini juga yang membuat para pemimpin negeri-negeri muslim kehilangan empati, tak peduli akan nasib saudara seakidah, dan lebih suka mencari aman demi kepentingan daripada mengirim pasukan. Sungguh, sistem hari ini tidak layak dijadikan sandaran dan pedoman bagi kehidupan.
Parah dan rumitnya kondisi di Palestina, serta diamnya para penguasa negeri-negeri muslim atas genosida yang terjadi di sana, membuat konflik ini juga tak berkesudahan. Peperangan masih saja berlangsung dan korban jiwa terus bertambah menjadi salah satu bukti ketidakmampuan sistem sekarang dalam menangani persoalan yang membelenggu umat Islam. Sebagai umat yang berakal, tentu kita tak akan membiarkan diri kita larut dalam penderitaan. Sudah seharusnya kita mencari alternatif solusi yang shahih dan tepat dalam menyikapi persoalan ini. Satu-satunya solusi yang shahih hanyalah solusi Islam.
Sejatinya solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan Palestina adalah dengan menerapkan sistem Islam dalam bingkai Khilafah dan melakukan jihad untuk membebaskan Palestina. Bukan berarti bantuan kemanusiaan tak diperlukan, namun yang lebih dibutuhkan warga Gaza adalah pasukan yang bisa membebaskan mereka dari penjajahan. Dan satu-satunya institusi yang bisa mewujudkan hal itu hanyalah Khilafah.
Khilafah adalah sistem pemerintahan dengan dasar syariat Islam. Khilafah akan memerintahkan jihad untuk melawan penjajah atau siapa saja yang memerangi dan merampas wilayah kaum Muslim, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surat Al-Baqarah : 191 yang artinya:
“Perangilah mereka oleh kalian di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusir kalian.”
Persoalan di Gaza juga persoalan kaum muslim di belahan bumi mana saja akan teratasi jika kaum Muslim memiliki junnah sebagai pelindung yakni Khilafah. Selama ini kita terus menerus disudutkan, dijajah, semua harta kekayaan kita diperas, dan tanah kita dicuri. Sistem sekuler kapitalisme sekarang yang kerap dipuja dan diklaim sebagai sistem terbaik, nyatanya merupakan sistem yang bobrok dan hanya menghasilkan kehancuran, tak pernah sedikit pun berpihak pada umat Islam. Sistem ini hanya menciptakan jurang antar sesama Muslim, membuat sesama Muslim tak memiliki empati dan tak peduli dengan saudara Muslim lainnya. Para pemimpin negeri Muslim pun menolak mengirim pasukan dengan dalih persoalan Palestina adalah masalah internal mereka.
Hanya dengan menerapkan sistem Islam dalam bingkai Khilafah, persoalan Palestina dan negeri Muslim yang terjajah lainnya akan sirna. Sejarah telah mencatat dengan tinta emasnya, penerapan Islam telah memberikan kehidupan yang merdeka, sejahtera, dan aman yang tak terbatas hanya pada umat Islam saja melainkan juga pada umat lainnya. Sungguh penerapan Islam telah menghantarkan pada peradaban gemilang dengan kemajuan yang luar biasa.
Sudah saatnya kita sebagai umat Islam, kembali pada aturan-Nya, hanya menjadikan Islam sebagai rujukan dalam menghadapi berbagai persoalan, termasuk persoalan Palestina. Hanya dengan Islam, kita bisa meraih kebahagiaan sesungguhnya, meraih kemenangan bersama-sama tanpa ada saudara Muslim kita yang terluka dan terlupa.
Wallahualam bisshawab.
Via
Opini
Posting Komentar