Opini
Jeritan Anak-Anak Gaza, Menuntut Tanggung Jawab Kita
Oleh: Nur Kasanah, S.Pd.
(Pendidik Anak)
TanahRibathMedia.Com—Genjatan senjata (cease fire) lagi-lagi dilanggar oleh pendusta zionis. Mereka yang berjanji mereka pula yang melanggar. Genjatan senjata yang mereka umumkan pada tanggal 19 Januari 2025 seakan memberi nafas panjang bagi penduduk Palestina. Nyatanya mereka hanya menunda kematian warga Palestina.
Mereka memperbarui serangan brutalnya pada tanggal 18 Maret 2025. Kebiadaban zionis tiada tara terulang lagi dan lagi, puluhan ribu anak-anak menjadi korban genosida juga meninggalkan kepedihan berupa anak-anak yang menjadi yatim karena kehilangan orangtua. Hamas menuturkan bahwa 39.000 anak Palestina yatim akibat genosida. PBB merilis 100 anak kehilangan nyawa ataupun terluka setiap hari akibat serangan yang kembali dilakukan oleh zionis. PBB pun mengutuk bahwa tidak ada pembenaran untuk pembunuhan anak-anak. Kutukan tersebut tidaklah berarti bagi Israel karena Amerika menggarisbawahi dukungan berlanjut bagi Israel.
Zionis tetap menargetkan anak-anak melalui kejahatan sistematis, mereka menggunakan anak-anak sebagai tameng manusia, merampas Pendidikan. Kejamnya lagi berupaya memutuskan identitas nasional. Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell angkat bicara, sedikitnya 322 anak dilaporkan tewas sejak pengkhianatan gejatan senjata 18 Maret. Laporan hak asasi manusia Palestina dan Israel mencatat lebih dari 9.500 warga Palestina, termasuk wanita dan lebih dari 350 anak anak, saat ini ditahan di penjara-penjara Israel dalam kondisi yang keras. Lebih dari 50.600 warga Palestina kehilangan nyawa di Gaza sejak Oktober 2023. Genosida yang dilancarkan oleh Israel tidak sekedar merenggut orangtua dari anak-anak, tapi juga masa depan, masa kecil dan rasa aman. Mereka tidak memiliki tempat untuk berlindung dari musim dingin, kelaparan, dan harus bertahan hidup di tengah reruntuhan.
Gelapnya Agen-Agen Kafir Penjajah
Semua fakta ini terjadi di tengah narasi soal Hak Asasi Manusia (HAM) dan sederet aturan Internasional dan perangkat hukum soal perlindungan dan pemenuhan hak anak. HAM yang selalu digembor-gemborkan negara Barat sebagai nilai yang luhur dan junjung tinggi, namun tidak bisa menjadikan Zionis Yahudi sebagai pelanggar HAM mutlak. Faktanya aturan-aturan tersebut tak mampu menghentikan bahkan hanya sekedar mencegah penderitaan anak-anak Palestina. Mereka menggunakan nilai-nilai dan lembaga-lembaga Internasional hanya sebagai alat pelindung kepentingan Barat. Adapun nilai dan lembaga-lembaga Internasional tersebut berbenturan dengan kepentingan Barat. Mereka tidak segan untuk melanggarnya. Semua ini seharusnya membuat umat sadar bahwa tidak ada yang bisa mereka harapkan dari lembaga-lembaga internasional dan semua aturan yang dilahirkannya.
Seribu sayang dalam persoalan Palestina, negara-negara Muslim seakan menutup mata dan hanya mengutuk karena sejatinya mereka hanyalah agen agen kaum kafir penjajah. Parahnya, mengutip dari laporan Newsweek (2-4-2025), Uni Emirat Arab dan Qatar tergabung latihan militer bersama Israel untuk penguatan hubungan keamanan sejak tanggal 31 Maret hingga 11 April 2025. Sebuah pengkhianatan yang nyata. Agen kerdil Amerika ini semakin menunjukkan hubungannya sebagai rezim boneka, seolah-olah berpihak pada kenestapaan Palestina tapi mesra dengan penjajah. Mereka hanyalah menipu umat!
Semua ini semestinya menyadarkan umat bahwa tidak ada yang bisa mereka harapkan dari lembaga-lembaga internasional dan semua aturan yang dilahirkannya. Bahkan negeri negeri Arab pun turut mengkhianati saudara seakidahnya. Jeritan anak-anak Gaza menuntut tanggung jawab kita saudara seimannya. Permasalahan yang ada di Palestina sebagaimana permasalahan yang diderita Muslim Uyghur, Muslim Myanmar, dan Muslim lain yang mengalami kekerasan.
Masa depan umat Muslim ada di tangan umat Muslim itu sendiri, mau atau tidaknya mengambil kepemimpinan politik Islam atau khilafah yang seharusnya sungguh-sungguh mereka perjuangkan. Tidak ada solusi tuntas dari kejahatan genosida Zionis Yahudi, bahkan solusi dua negara sama saja memberikan pengakuan kependudukan Zionis Yahudi di tanah Palestina, kecuali solusi yang telah diperintahkan Allah Swt. yaitu Jihad dan Khilafah. Dalam firmannya Allah jelas memerintahkan jihad untuk memerangi kaum agresor yang merampas dan menyerang wilayah kaum Muslim:
"Perangilah mereka oleh kalian di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian." (TQS Al-Baqarah: 191)
Solusi Tuntas
Kaum Muslim membutuhkan perisai untuk melindungi diri mereka. Khilafahlah yang berfungsi sebagai rain dan junnah yang tidak akan pernah membiarkan kezaliman menimpa rakyatnya. sesuai dengan sabda Rasulullah:
"Sesungguhnya Imam (khalifah) itu adalah perisai (pelindung umat)." (HR al-Bukhari dan Muslim)
Khilafahlah yang akan memberikan komando untuk menggerakkan pasukan militer untuk mengusir kaum Zionis Yahudi dari Palestina dan menghukum mereka. Seperti Rasulullah yang memberikan contoh sebagai seorang khalifah beliau mengusir kaum Yahudi dari Madinah. Rasul pun memberikan hukuman atas pengkhianatan yang dilakukan kaum Yahudi terhadap kaum Muslim. Adanya khilafah selama 13 abad lamanya menorehkan bukti pelajaran bahwa khilafah mampu menjadi benteng pelindung yang aman dan memberikan support sistem bagi tumbuh kembang anak sehingga mereka bisa menjadi generasi cemerlang pembangun peradaban emas dari masa ke masa. Khalifah menjamin kesehatan, pendidikan, keamanan dan kesejahteraan rakyatnya begitupun terhadap anak-anak.
Lalu siapa saja yang harus memperjuangkan Khilafah? Siapa saja yang mengaku Muslim wajib memberikan dukungan serta memperjuangkan tegaknya khilafah agar mereka punya hujjah bahwa mereka tidak diam berpangku tangan melihat anak-anak Gaza dan orang tua mereka dibantai oleh zionis dan sekutu-sekutunya. Rasul saw. bersabda:
"Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR al-Bukhari dan Muslim).
Jangan enggan meneriakkan solusi tuntas tersebut, karena persoalan anak-anak Gaza akan selesai ketika persoalan Palestina juga terselesaikan secara tuntas. Solusi tuntas hanya dapat terwujud dengan adanya jihad dan khilafah.
Via
Opini
Posting Komentar