Opini
Membedah Film 'Bidaah' Asal Malaysia, Bagimana Seharusnya Muslim Menyikapi?
Oleh: Hesti Nur Laili, S.Psi.
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Serial berjudul 'Bidaah' asal Negeri Jiran tengah menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Pasalnya drama seri ini mengangkat isu sensitif yang berkaitan dengan agama Islam, yakni adanya sekelompok sekte sesat dengan sesosok pemimpin yang mengaku dirinya adalah Imam Mahdi. Sosok yang merupakan tokoh ikonik di akhir zaman yang digambarkan oleh Rasulullah dalam memimpin umatnya kelak.
Di dalam serial tersebut, tokoh yang mengaku Imam Mahdi bernama Walid itu melakukan banyak praktik-praktik yang menyimpang jauh dari ajaran Islam yang sebenarnya. Salah satu dari penyimpangan ajaran tersebut adalah adanya pernikahan paksa, pernikahan batin, kepatuhan multak yang wajib dilakukan anggota sekte bernama Jihad Ummah kepada pemimpinnya itu, hingga ritual-ritual penuh kontroversi lainnya, yang pada intinya sangatlah jauh dari ajaran Islam yang sebenarnya (Tempo.co, 10-4-2025).
Viralnya serial ini membuat publik heboh hingga seolah membentuk dua opini yang saling bertolak belakang di tengah masyarakat. Opini pertama menganggap bahwa serial ini adalah salah satu bentuk dari maraknya kampanye islamofobia, karena menggambarkan Islam tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Islam seolah dicitrakan buruk oleh hadirnya serial ini. Sedangkan opini kedua, menganggap bahwa serial ini adalah fakta yang memang ada dan sudah seharusnya wajib dikuak untuk memperlihatkan kepada masyarakat akan bahayanya.
Adanya serial ‘Bidaah’ sebenarnya menjadi bahan introspeksi bagi kita, bahwa praktik-praktik penyalahgunaan agama dan penyimpangan dengan mengatasnamakan Islam telah banyak dilakukan. Sebagai contoh, viral video di sosial media adanya sekelompok santri yang rela mengantri dengan membawa sebotol air minum untuk diberi celupan dari seorang yang mengaku habib agar mendapatkan berkah. Lalu ada praktik-praktik poligami ngawur yang mengatasnamakan amalan sunnah. Juga adanya pelecehan-pelecehan seksual yang dilakukan sejumlah oknum kyai kepada santriwatinya di lingkungan pondok pesantren dengan dalih pengabdian kepada kyai.
Kasus-kasus penyimpangan di atas tak hanya satu, namun sudah semakin banyak terkuak. Hal tersebut jelas-jelas telah merusak Islam demi kepentingan pribadi. Mengapa sekte-sekte sesat yang mencatut nama Islam bisa menjamur seperti ini? Jawabannya tidak lain adalah karena tidak adanya peran negara dalam menjaga kemurnian Islam dan akidah umat.
Sistem sekularisme membuat masyarakat terpisah dengan agamanya di kehidupan sehari-hari dari segala lini. Sistem ini membentuk masyarakat menjadi pribadi individualis yang tak peduli dengan keadaan lingkungan sekitar seperti apa, karena yang terpenting adalah dirinya sendiri dan kesalehan pribadi. Dalam sistem ini, agama adalah urusan pribadi yang mencakup peribadatan spiritual semata. Hal inilah yang menyuburkan praktik-praktik penyimpangan yang mengatasnamakan agama Islam. Menghalangi umat dari pemahaman Islam yang lurus dan kaffah.
Berbeda apabila sistem Islam yang diadopsi oleh negara dalam menjalankan roda pemerintahan. Maka segala syariat yang tertuang di dalam Al-Quran dan Hadits akan benar-benar dijalankan. Umat akan dijaga akidahnya melalui sistem pendidikan yang mengedepankan akidah sebagai fondasi dasar. Penanaman akidah yang lurus hingga membuat para peserta didik memiliki rasa takut kepada Allah Swt. sampai di titik senantiasa berusaha berhati-hati dalam setiap tindak tanduknya. Pemahaman akidah yang lurus inilah yang secara bertahap dari dasar, yang dapat mencegah munculnya sekte sesat dan praktik-praktik menyimpang.
Dari sisi hukum, kelompok-kelompok yang dengan sengaja mengatasnamakan Islam namun berbuat melenceng akan ditindak tegas. Hukum yang dijatuhkan oleh Khalifah pun tak main-main hingga memberikan efek jera bagi masyarakat yang memiliki kecenderungan untuk berbuat demikian. Pun dari sisi masyarakat, amar makruf nahi mungkar memiliki peran besar dalam mengontrol masyarakat. Sehingga tak hanya negara yang bekerja keras dalam menjaga akidah umat, namun juga ada peran warga yang sama-sama ingin menjaga kemurnian Islam dari ajaran-ajaran yang tidak sesuai.
Lantas, bagaimana menyikapi adanya serial tersebut?
Menurut penulis, adanya serial ini justru memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keberadaan praktik agama yang menyimpang ada dan banyak, serta wajib diwaspadai. Adanya serial ini justru bisa membantu para pengemban dakwah Islam yang lurus untuk memberikan informasi tentang Islam itu yang benar seperti apa. Adanya serial ini justru menjadi pemantik ghirah untuk mendakwahkan Islam yang kaffah dan memperjuangkan penegakan syariat Islam agar tak ada lagi praktik-praktik penyimpangan di tengah umat.
Via
Opini
Posting Komentar