Opini
Momen Lebaran Gaza, Momen Kesadaran Umat
Oleh: Suryani A.Md.
(Aktivis Dakwah Islam)
TanahRibathMedia.Com—Tidak semua umat Islam bisa merayakan hari raya Idulfitri tahun ini. Berbagai kegiatan merayakan hari raya bersama keluarga, sanak saudara, dan teman dengan tenang dan bahagia hanya menjadi angan-angan warga Palestina. Hingga detik ini, Palestina masih dijajah oleh Israel. Kekejaman dan kebrutalan zionis makin memuncak kepada masyarakat Gaza Palestina. Seakan tiada jeda, serangan demi serangan menyasar laki-laki, perempuan, hingga anak-anak.
Minggu, 30 Maret 2025, warga Gaza yang tengah melaksanakan sholat Ied saat itu diserang dengan menggunakan tembakan hingga menyebabkan korban tewas 9 orang dan 5 di antaranya adalah anak-anak. Bisa dibayangkan bagaimana kengerian dan mencekamnya hari itu bagi anak-anak.
Kondisi demikian terus-menerus terjadi. Bagi kita kaum Muslimin, hal ini adalah pukulan berat. Momen ini adalah momem untuk mengantarkan pada kesadaran umat Islam. Kaum Muslimin harus mengakui bahwa kondisi umat Islam sangat tidak baik- baik saja. Kondisi yang berkebalikan, ketika di saat Idulfitri ada sebagian umat yang berbahagia, tetapi di tempat lainnya ada kaum Muslimin yang sedang dijajah.
Perlu dipahami, bahwa penjajahan ini telah terjadi sejak lama. Bukan hanya sejak Oktober 2 tahun silam, tetapi 100 tahun lalu sejak kekhilafahan Turki Ustmani runtuh. Sejak itu mereka merasakan terus-menerus penderitaan, sehingga nyawa mereka menjadi taruhan.
Penderitaan Palestina yang tak kunjung usai bahkan di tengah perayaan lebaran membuka mata kaum muslimin, bahwa sistem yang ada sekarang tidaklah mampu untuk menyatukan umat Islam. Sistem yang diterapkan sekarang adalah sistem kapitalisme yang membuat kaum Muslimin terpisah menjadi negara bangsa dan hanya mementingkan diri masing-masing. Akibatnya terpecahlah umat Islam. Selain itu, muncul banyak masalah di negeri-negeri muslim.
Sistem yang ada sekarang, yaitu sistem sekuler kapitalisme. Sistem tersebut hanya akan mengakomodir kepentingan orang-orang tertentu saja atau kepentingan segolongan saja.
Golongan itu adalah para pemiliki modal. Dalam sistem tersebut, lebih banyak kerugian bagi rakyat kecil dibandingkan dengan keuntungannya. Artinya, sistem tersebut tidak berhasil mengatasi masalah hidup manusia dan tak ada bukti bahwa sistem kapitalisme berhasil membawa kesejaheraan saat diterapkan di tengah-tengah umat manusia.
Hal ini berbada dengan sistem sistem Islam. Jika sistem Islam diterapkan di seluruh aspek kehidupan, maka akan terpenuhi keadilan di semua aspek, bukan hanya di sebagian segolongan saja. Penerapan Islam sudah dibuktikan selama bertahun-tahun sejak masa Rasulullah saw. hingga keruntuhannya di tahun 1924 M. Untuk itu, kita membutuhkan kesadaran bersama akan pentingnya persatuan umat dan terikatnya kaum Muslimin pada syariatnya Allah Swt. Kita juga membutuhkan jamaah dakwah agar bisa menyadarkan umat akan pentingnya penerapan syariat Allah Swt.
Via
Opini
Posting Komentar