Opini
Palestina Kian Membara, Generasi Hilang
Oleh: Darniati
(Aktivis Dakwah)
TanahRibathMedia.Com—Penjajahan Zionis terhadap Palestina kini terus berlangsung dan kembali menelan korban. Serangan kembali dilakukan pada 18 Maret 2025, bahkan Amerika Serikat terus memberikan dukungan bagi Israel.
Pada tgl 18 Maret 2025, Sebanyak 322 korban anak-anak dilaporkan tewas sejak Israel kembali melakukan penyerangan. Gencatan senjata di lakukan selama dua bulan, mulai berlaku pada 19 Januari 2025. Saat ini lebih dari 9.500 warga Palestina termasuk wanita dan anak-anak ditahan dalam kondisi menyedihkan.
Sejak Oktober 2023 Israel telah membunuh lebih dari 50.600 warga Palestina di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Pengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah tersebut (Erakini.id, 15-04-2025).
Genosida yang Israel lancarkan telah mengancam kehidupan anak-anak Palestina. Masa kecil harus mereka lalui dalam situasi konflik. Sayangnya, dunia seolah-olah membisu melihat hal ini.
AS Mendukung, Dunia Membisu Terjebak Nasionalisme
Abainya dunia terhadap kaum muslim Palestina membuat mereka merasa sendiri. Sedangkan kaum muslim lainnya membisu menyaksikan pembantaian saudaranya sendiri. Mereka diam di tempat dengan mata tertutup. PBB hanya mengecam. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) hanya bisa mendesak Israel untuk mengikuti perintah pengadilan tinggi PBB agar mencegah genosida di Gaza. Yordania juga hanya mengecam. Negara Arab dan Muslim lainnya malah diam. Sungguh diamnya negeri-negeri kaum Muslim merupakan bentuk pengkhianatan luar biasa terhadap saudara kita sesama Muslim di Palestina.
Nasionalisme telah membelenggu tangan dan kaki para penguasa Muslim sehingga tidak merasa urusan Palestina sebagai urusan mereka. Sebaliknya, mereka sibuk dengan urusan pribadi mereka. Nasionalisme telah menghalangi para penguasa Muslim untuk bergerak membela Palestina dengan mengerahkan militer untuk jihad fisabilillah. Nasionalisme jelas bertentangan dengan Islam.
Rasulullah saw. bersabda,
“Bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru kepada asabiah (nasionalisme atau sukuisme), orang yang berperang karena asabiah dan orang-orang yang mati karena asabiah”. (HR Abu Dawud)
Oleh karena itu, umat Islam harus menjauhkan diri dari ide nasionalisme yang memandang persoalan Palestina bukan urusan bersama.
Syariat Islam Solusi Bagi Palestina
Seluruh umat dunia yang memiliki hati nurani pasti akan mengutuk perilaku biadab Israel Yahudi yang telah membombardir warga Palestina. Letak Palestina yang bersebelahan darat dengan negeri-negeri Muslim lainnya, tak mampu menghentikan genosida, padahal dulu negeri-negeri Muslim bersatu.
Kaum Muslim harus menyadari dan memahami bahwa akar persoalan Palestina adalah penjajahan Israel, sehingga solusinya yaitu mengusir mereka dari tanah Palestina. Nasionalisme telah mengikat para pemimpin negeri Muslim dan menjadikannya antek yang siap mengikuti perintah AS. Mereka hanya terus berkoar-koar tanpa melakukan aksi nyata. Indonesia pun juga sama. Hingga hari ini masih belum juga terlaksana lantaran menunggu komando PBB.
Apabila melihat dari kekuatan jumlah, umat muslim sangat besar. Jika negeri-negeri Muslim bersatu, maka Yahudi akan mampu dikalahkan beserta negara AS. Berbekal narasi penuh kepalsuan dan kebohongan ini, Barat menawarkan solusi dengan membagi wilayah Palestina menjadi dua. Yang luas untuk Israel Yahudi dan yang sedikit untuk pemilik aslinya, yaitu Muslim Palestina. Barat melakukan cara licik, mereka memaksa dunia untuk menerima solusi yang di berikan sebagai penyelesaian atas masalah Palestina. Pada saat yang sama semua menutup mata atas banyaknya korban di pihak Palestina, terutama anak-anak.
Inilah kondisi umat Islam tanpa perisai. Palestina bertahan sendirian tanpa pelindung. Umat Islam tidak berdaya dalam membantu saudaranya. Hal ini karena nasionalisme telah mengikat negeri-negeri Muslim, sehingga mereka memandang masalah Palestina sebagai urusan negeri mereka sendiri.
Untuk itu dibutuhkan adanya jihad fii sabilillah di bawah intitusi daulah Khilafah. Khilafah akan menjadi pelindung bagi kaum muslim Palestina. Untuk mewujudkan negara yang aman dan tenteram, maka umat wajib berjuang untuk menyeru seluruh penguasa negeri-negeri Muslim untuk segera mengirimkan tentara Muslim untuk berjihad melawan Yahudi beserta antek-anteknyanya, serta membebaskan Palestina.
Jumlah tentara Muslim sedunia sangat besar. Kekuatan persenjataannya juga besar. Tentara Muslim di bagian Timur Tengah saja cukup untuk mengusir Israel Yahudi hingga mereka lari ketakutan, apalagi jika ditambah dengan tentara Muslim dari wilayah lain. Dengan demikian, bebasnya Palestina membutuhkan institusi Khilafah yang menjaga umat dari musuh-musuh Allah.
Wallahualam bissawab.
Via
Opini
Posting Komentar